Inilah Kampus Hijau Terbaik Dunia 2013 Versi UI

Inilah Kampus Hijau Terbaik Dunia 2013 Versi UI
Jakarta - Universitas Indonesia (UI) kembali mengumumkan kampus-kampus terbaik dunia dalam kategori kampus yang memperhatikan lingkungan hidup atau UI GreenMetric Rangking of World Universities 2013. 
 
Dalam daftar peringkat itu, Universitas of Nottingham, Inggris, dengan skor 7,521 menjadi kampus hijau terbaik dunia. Diikuti oleh University College Cork National, Irlandia, dengan skor 7,328 dan Northeastern University dengan skor 7,170.
 
"Ada 4.000 universitas di seluruh dunia yang kita undang, dan 301 universitas dari 61 negara yang mengembalikan undangan dan ikut dalam pemeringkatan ini," kata pejabat Rektor UI Muhammad Anis di Gedung Rektorat UI, Jumat, 17 Januari 2013.
 
Menurut Anis, jumlah itu bertambah sekitar 86 kampus dari peserta pemeringkatan tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 215 universitas. "Itu artinya GreenMetric yang dilakukan UI ini sudah dikenal luas," katanya. Beberapa kampus yang baru bergabung di antaranya dari negara Mesir, Maroko, Namibia, Siprus, Slovenia, dan Ukraina.
 
UI sendiri menduduki posisi ke-30 dengan skor 6,379 dalam GreenMetric 2013. Posisi itu turun lima tingkat dibanding tahun 2012, yang berada di peringkat ke-25. Menurut Anis, penurunan peringkat itu lebih disebabkan dari bertambahnya jumlah peserta yang ikut dalam ajang itu. "Semuanya ada 12 negara yang baru ikut dan semua kampus berusaha meningkatkan indikator-indikatornya," katanya.
 
Universitas di Indonesia lainnya yang masuk 50 besar adalah Institute Tekhnologi Bogor, yang berada di peringkat ke-32 dengan skor 6,363, Universitas Diponegoro di peringkat ke-47 dengan skor 6,172, dan Universitas Negeri Semarang di peringkat ke-48 dengan skor 6,165.
 
Anis mengatakan, UI GreenMetric merupakan inovasi yang dilakukan UI dalam mengedepankan penilaian aspek pengelolaan lingkungan. UI GreenMetric sudah keempat kalinya diselenggarakan, dan saat ini sudah dikenal di dunia internasional. "Ini adalah pemeringkatan perguruan tinggi pertama yang berbasis pada komitmen pengembangan infrasrtuktur yang berkelanjutan," kata Anis.
 
UI GreenMetric, kata Anis, sudah menjadi ikon yang dikenal dunia. Program ini berangkat dari keinginan UI untuk membuat gerakan kampus hijau yang memperhatikan kehidupan lingkungan. Saat ini perubahan iklim menyebabkan berbagai bencana. Dan diharapkan melalui ajang ini, UI sebagai pelopor dapat membantu menanggulangi perubahan iklim. "Kami terus berupaya membangun generasi yang ramah lingkungan serta menjadi trend setter dalam pemeringkatan di bidang lingkungan hidup di tingkat dunia," katanya.
 
Pemeringkatan UI GreenMeteric didasarkan tiga indokator, yaitu environment, economic, dan equity. Beberapa perbaikan pada metodologi dan survei terus dilakukan oleh Tim UI GreenMetric guna menghasilkan pemeringkatan yang komprehensif. Salah satunya dengan mengembangkan bobot indikator penilaian, yang terdiri atas statistik kehijauan kampus dengan bobot 15 persen, pengelolaan sampah (18 persen), energi dan perubahan iklim (21 persen), penggunaan air (10 persen), transportasi (18 persen), dan pendidikan (18 persen).
 
Pencetus UI GreenMetric, Gunawan Tjahjono, mengatakan beberapa indikator dalam penilaian dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup. Dengan demikian, upaya dalam melakukan penghematan energi dalam rangka perbaikan kualitas hidup dapat tercapai. Seperti pengolahan limbah, penerapan transportasi massal ramah lingkungan, serta antisipasi yang disebabkan perubahan iklim. "Soal sampah juga, UI sudah punya kebijakan untuk menggerakan itu (kampus bebas sampah)," katanya.
 
Soal penurunan peringkat UI, Gunawan mengatakan bahwa UI memang rawan. Selain karena meningkatnya jumlah kampus yang ikut, UI juga belum bisa mengendalikan dan memanfaatkan apa yang telah dimiliki. "Bagusnya, UI memiliki hutan kota yang terbesar di Jawa Barat. Tapi kami belum bisa mengendalikan kendaraan yang masuk UI," katanya.
 
Kemudian, soal wilayah yang dijadikan tempat parkir sekarang ini kebanyakan beton dan coneblok, sehingga menghambat penyerapan. "Lapangan keras ini yang perlu dihijaukn kembali," katanya. UI, kata Gunawan, akan terus meningkatkan skor pada tahun berikutnya. "Karena kami yang menyelenggarakan dan harus memang lebih baik."
 
Pakar Sumber Daya Air dan Lingkungan UI Nyoman Suwartha membenarkan adanya perubahan kondisi lingkungan mempengaruhi penurunan peringkat. Misalnya, dari hal pendangkalan danau yang saat ini hampir 50 persen sudah mengalami sedimen. "Bahkan, ada yang sampai rata dengan permukaan jalan," katanya seperti dilansir Tempo.co. (rep03)
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index