89,6 Persen Perempuan di Pelalawan Terkena IMS di Tahun 2013

 89,6 Persen Perempuan di Pelalawan Terkena IMS di Tahun 2013
PELALAWAN - Di tahun 2013 lalu, sebanyak 89,6 persen kaum perempuan yang ada di daerah ini diduga terkena penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS), sementara kaum laki-laki hanya 
 
10,4 persen. Data ini berdasarkan jumlah pasien Infeksi Menular Seksual (IMS) sepanjang 2013 lalu, yang meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
 
"Tahun 2013 jumlahnya mencapai 189 kasus, sedangkan 2012 hanya 157. Ya, Tahun 2013 lalu, kasus IMS mengalami peningkatan yang cukup siginifikan jika kita lihat dari data yang ada," 
 
ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pelalawan, dr Endit Pratikno melalui Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Dr Raflles, pada media ini, Selasa (7/1).
 
Rafless mengatakan bahwa tahun 2013 lalu, untuk penyakit IMS maka Kecamatan Teluk Meranti menjadi ranking pertama yang paling banyak terkena penyakit IMS, dengan jumlah 48 
 
kasus. Kemudian disusul dengan Kecamatan Pangkalanlesung dengan pencapaian 46 kasus, dan diurutan ketiga ditempati Pangkalan Kerinci dengan 35 kasus.
 
"Padahal tahun 2012 lalu, ibu kota Kabupaten Pelalawan ini menduduki peringkat pertama dalam penyakit IMS dengan jumlah 58 kasus. Pasien lainnya, tersebar merata di sembilan 
 
kecamatan lainnya," katanya. 
 
Ditanya soal penyakit yang masuk dalam kategori IMS, diantaranya yakni HIV/AIDS, Sipilis, Raja Singa, dan beberapa penyakit yang menyerang alat kelamin lainnya. Pendataan 
 
penderita IMS sendiri berdasarkan pemeriksaan melalui mobile VCT, yakni pasien yang datang memeriksakan diri, dan pengecekan darah pasien secara sukarela.
 
"Namun jumlah data di atas itu, kita tak melihat dari segi umur. Hanya didasari dari perbedaan jenis kelamin saja, antara laki-laki dan perempuan," ujarnya. 
 
Namun menurut informasi yang beredar, kebanyakan pasien IMS di Kecamatan yang memiliki pariwisata Bono itu masih tergolong usia produktif dan ironisnya lebih dari setengah 
 
penderita merupakan pelajar atau usia remaja. Karena itu, untuk mengantisipasinya, Dinkes Pelalawan telah mendirikan klinik IMS di Puskesmas Teluk Meranti dan Pangkalan Kerinci 
 
guna menanggulangi hal ini agar tak menyebar lebih luas lagi. 
 
Terpisah, anggota DPRD Pelalawan Komisi A, Nazaruddin Arnazh, saat dimintai komentarnya terkait hal ini mengaku sudah emngetahui data-data tersebut saat komisinya melakukan 
 
hearing dengan Diskes beberapa waktu lalu. Diakuinya, bahwa jajaran anggota dewan cukup terkejut mendapati kenyataan ini, apalagi yang terkena kebanyakan adalah dalam usia 
 
produktif.
 
"Menurut saya sendiri, bisa saja meningkatnya penyakit IMS di Kecamatan Teluk Meranti itu karena telah semakin mendunianya wisata Bono. Ini bukan utama tapi hanya salah satu 
 
penyumbang saja sehingga penyakit IMS makin meningkat," ujarnya.
 
Karena itu, sambungnya, dalam hearing itu pihaknya memberikan sejumlah masukan pada Diskes supaya lebih intens lagi dalam melakukan penyuluhan mengenai seks bebas ini pada 
 
masyarakat. Keinginan para anggota dewan, penyuluhan mengenai seks bebas itu jangan hanya dilakukan sampai tingkat kecamatan saja tapi lakukan juga sampai ke tingkat desa.
 
"Kemudian Diskes harus lakukan kerjasama dengan pihak sekolah, sampai ke jenjang SLTP jangan hanya SLTA saja. Karena selama ini kita melihat, Diskes untuk lakukan penyuluhan 
 
bisa tergolong minim," tandas Ketua Fraksi PAN DPRD Pelalawan yang juga Ketua Badan Kehormatan DPRD Pelalawan ini.
 
Di samping itu, lanjutnya, untuk Kecamatan Teluk Meranti bilamana perlu digalakkan kembali program pemerintah pusat beberapa waktu lalu yakni Pekan Kondom. Tapi jangan 
 
menyikapi jika Pekan Kondom ini artinya melegalkan pergaulan seks bebas. Namun hal ini sebagai salah satu upaya dalam mengantisipasi penyebarluasan penyakit IMS di Kabupaten 
 
Pelalawan. (rep03)
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index