JAKARTA-Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofjan Wanandi, memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan membentuk level keseimbangan baru pada kisaran Rp 11.500-12.500 per dolar. "Ini menurut saya sesuai dengan pasar karena sudah terjadi penurunan di hampir semua sektor," katanya seperti dilansir di Tempo.co.

Menurut dia, pelemahan rupiah sudah memberikan dampak signifikan khususnya pada sektor retail. Ia menyoroti bahwa banyak penjual yang sampai menurunkan harga akibat merosotnya penjualan. "Retail juga menurun. Misalnya menjual makanan harus dengan diskon, semua menggunakan kartu kredit," kata Sofjan.

Mengenai kondisi tahun depan, Sofjan memprediksi situasi pasar dan nilai tukar rupiah akan sangat bergantung pada pemerintah. Menurut dia, pemerintah harus memberikan sinyal positif pada pasar. Jika tidak, pasar akan menjadi negatif kalau pemerintah terlihat pesimistis. "Pemerintah harus betul-betul membuat indikasi positif. Dia yang membuat orang mulai kembali optimistis. Kalau pemerintah tidak melaksanakan janji, pasar akan bereaksi negatif," tutur Sofjan.  

Sofjan memprediksi pertumbuhan ekonomi tahun depan akan berkisar pada level 5-5,5 persen. Ia yakin pertumbuhan ekonomi tidak akan menembus 6 persen karena investor cenderung wait and see jelang pemilu. "Tidak mungkin bisa bertambah. Kita harus jaga agar jangan sampai lebih turun lagi. Pasti tidak bisa menyentuh angka 6 persen," katanya.

Untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi tahun depan, Sofjan mengatakan, Indonesia bukan hanya butuh belanja atau konsumsi dalam negeri. Tapi, yang lebih penting, Indonesia butuh investasi. Menurut dia, belanja atau konsumsi dalam negeri hanya menaikkan pertumbuhan sekitar 0,2 persen. Agar investasi bisa tumbuh tahun depan, kata dia, kondisi politik juga harus mendukung. Ia memprediksi kondisi akan kembali stabil setelah pemilu.(Rep06)