Pelemahan Masih Bayangi Posisi Rupiah

 Pelemahan Masih Bayangi Posisi Rupiah
JAKARTA-Nilai tukar rupiah bakal kembali diuji kekuatannya pada perdagangan awal pekan ini, Senin (18/11/2013). Rupiah diproyeksikan variatif dengan potensi pelemahan lebih besar karena data ekonomi Indonesia yang tertekan. 
 
Laju rupiah kembali mengalami pelemahan di akhir pekan lalu meski terdapat sentimen positif dari testimoni pernyataan calon Gubernur The Federal Reserve, Janet Yellen, di hadapan pelaku pasar yang tetap mempertahankan program stimulus The Fed. Hal itu memicu pelemahan mata uang dollar AS atas euro. 
 
Riset Monex Investindo Futures menyatakan dollar AS mencatat penurunan mingguan versus euro seiring merosotnya indeks kondisi bisnis dan output industri AS, yang mendukung ekspektasi bahwa Federal Reserve tidak akan mengurangi laju pembelian aset dalam waktu dekat. 
 
Indeks manufaktur Fed New York merosot menjadi minus 2,21 pada bulan November dari 1,5 pada bulan lalu, sedangkan produktivitas industri tergelincir 0,1 persen pada bulan Oktober menyusul turunnya output pertambangan dan utilitas. 
 
Dari dalam negeri, riset Trust Securities melihat rupiah tertekan karena masih adanya imbas masih tingginya defisit neraca pembayaran triwulan ketiga senilai 2,6 miliar dollar AS dibandingkan periode sama tahun sebelumnya 2,5 miliar dollar AS. 
 
Pelemahan rupiah juga terimbas dari masih melemahnya nilai tukar mata uang regional dan laju dollar AS yang masih bergerak menguat seiring masih adanya kekhawatiran hasil pertemuan FOMC pekan depan. 
 
Rupiah berada di atas target support Rp 11.585 per dollar AS. Pada awal pekan ini rupiah diperkirakan berada di rentang Rp 11.575-11.555 per dollar AS (kurs tengah BI). (rep05)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index