Bentrok Fisik, 4 Orang Luka Serius

Bentrok Fisik, 4 Orang Luka Serius
ilustrasi
RENGAT-Bentrok fisik antara warga Desa Jati Rejo, Kecamatan Pasir Penyu dengan karyawan PT. Tunggal Perkasa Plantations (TPP) kembali terjadi di lokasi pabrik mini, Desa Ujung Kebun, Senin (4/11/2013). Akibat bentrokan ini, beberapa orang karyawan PT. TPP dan  warga dilaporkan mengalami luka serius hingga harus dilarikan kerumah sakit. Sedangkan puluhan lainnya mengalami luka ringan akibat lembaran batu dan kayu.
 
Selain itu, dua mobil milik perusahaan jenis dum truck dan mazda double cabin dibakar massa. Satu mobil dinas Kapolsek Lubuk Batu Jaya jenis Daihatsu Terios dirusak pada bagian kaca. Massa yang berjumlah sekitar 200 orang juga merusak sepeda motor milik petugas polisi dan bangunan kantor serta rumah karyawan PT. TPP. Hingga Senin sore, polisi telah mengamankan empat warga yang diduga melakukan tindakan anarkis.
 
Bentrok ini berawal dari dilarangnya karyawan PT.TPP saat hendak melakukan panen sawit di areal milik perusahaan. Namun karyawan tetap bersikeras untuk melakukan panen hingga berujung cekcok mulut. Setelah ribut mulut itu warga dan karyawan akhirnya terlibat bentrok hingga berujung pada terjadinya pembakaran rumah dan mobil serta jatuhnya korban dari dua belah pihak.
 
Suasana semakin mencekam dan sulit dikendalikan karena warga mempersenjatai diri dengan bom melotov, senapan angin dan panah. Begitu juga dengan karyawan yang tengah panen masih memegang alat untuk panen dan lainnya.
 
Hingga menjelang senja situasi dilokasi bentrok mulai berangsur terkendali. Ratusan personil polisi dari Polres Inhu dibantu personil dari berbagai Polsek di wilayah Inhu terus berupaya menenangkan situasi.
 
Untuk menambah kekuatan, Polda Riau menurunkan satu kompi personil dari Brimob, namun hingga Senin (4/11/2013) senja masih dalam perjalanan menuju lokasi bentrok. 
 
Camat Pasir Penyu M Solkan yang sebelumnya juga sempat menjadi disandera warga terkait konflik di PT. TPP menyebutkan bahwa bentrok dipicu tuntutan warga yang menginginkan lahan PT. TPP. Sebab beberapa waktu lalu, HGU PT TPP telah berakhir sejak 31 Desember 2012 dan perpanjangan HGU terlambat di keluarkan BPN RI. ''Bentrok itu dipicu oleh keinginan warga atas lahan PT TPP,'' ungkapnya.
         
Hingga Senin petang, situasi mulai dapat terkendali dengan adanya pengamanan dari Polres Inhu. Warga juga sudah mulai berangsur pulang ke rumah begitu juga dengan karyawan. ''Hanya saja akses jalan masuk tepatnya di Desa Air Putih masih diblokir dengan menggunakan kayu oleh warga, sehingga tidak bisa dilewati,'' terangnya.
 
Camat berharap kedua belah pihak dapat menahan diri sambil mencari solusi yang tepat untuk mengatasi persoalan tersebut. Sehingga bentrok fisik yang memakan korban dan merugikan kedua belah pihak tidak terulang lagi.
 
Sedikitnya 4 orang mengalami luka yang cukup serius akibat aksi tersebut. Bahkan satu orang diantaranya yakni atas nama Maliki warga Desa Air Putih sempat tidak sadar diri. Saat ini ada 4 orang warga masih dirawat di RSUD Indrasari dan satu orang diantaranya yakni Maliki tidak sadarkan diri..
 
Sementara itu, Kapolres Inhu AKBP Aris Prasetyo Indaryanto dikonfirmasi melalui Kasubag Humas Ipda Yarmen Djambak membenarkan adanya bentrok antara warga dan karyawan PT TPP. Namun ia belum bisa menjelaskan secara rinci terkait kronologis terjadinya bentrok serta data korban dan kerugian yang ditimbulkan.''Belum bisa diberika keterangan lebih rinci. Selain belum ada intruksi pimpinan, saat ini anggota masih dilapangan,'' ungkapnya.
 
Hanya saja, Yarmen membenarkan mobil dinas Kapolsek Lubuk Batu Jaya mengalami rusak pada bagian kaca depan. ''Saat ini 120 personil Brimob juga sudah diturunkan ke lokasi, tetapi sampai Senin senja belum tiba,'' ucapnya singkat.
 
Terpisah, Comunity Development Officer (CDO) PT TPP Sukmayanto mengatakan dari awal aksi anarkis yang dilakukan oknum warga terjadi karena ketidak tegasan aparat Kepolisian. Sekarang karena Kepolisian tidak tegas, lagi-lagi aksi anarkis oleh oknum warga terjadi rumah dan mobil karyawan dibakar. 
 
''Kami karyawan ini juga warga Inhu dan jumlahnya cukup banyak hampir 90 persen atau 3 ribu lebih karyawan adalah warga Inhu. Untuk itu kami minta perlindungan dan keadilan,'' ungkapnya.   
 
Sukmayanto juga membenarkan satu unit truck dan mobil double cabin milik perusahaan dibakar massa. Beberapa rumah karyawan juga mengalami kerusakan, kaca dan jendela ikut dihancurkan. Untuk menghindari korban, kaum wanita dan anak-anak diungsikan.  dilansir halloriau.com.(rep10)
 

 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index