APEC Beri Energi Bagi Industri Herbal Indonesia

APEC Beri Energi Bagi Industri Herbal Indonesia
HASIL APEC Senior Official Meeting (SOM) 2013 memberi manfaat positif bagi Indonesia, terutama mendukung daya saing global di sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) termasuk bisnis herbal.
 
Kelompok kerjasama ekonomi Asia-Pasifik (APEC) juga mengusahakan akses modal bagi para pelaku UKM ke kalangan perbankan agar mencapai kesejahteraan yang diinginkan bersama.
 
Dirjen Urusan Asia-Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Yuri O Thamrin, yang menjadi Ketua Senior Officials Meeting (SOM) APEC 2013 mengatakan, kesepakatan yang dihasilkan pada SOM APEC di Bali, sejalan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia dan kawasan Asia-Pasifik untuk meningkatkan perekonomian.
 
Yang telah dilakukan pemerintah adalah memfasilitasi akses pendanaan bagi UKM, meningkatkan pendidikan bagi perempuan, mendorong pengembangan jamu Indonesia (jamu tradisional) sebagai industri obat alternatif. Selama ini industri jamu dianggap sebelah mata oleh dunia karena dianggap tidak memenuhi standard tertentu sebagai produk health science.
 
“Indonesia perlu kesungguhan untuk mengembangkan industri jamu sebagai obat alternatif," ujar Yuri. Dalam pertemuan itu juga disepakati soal upaya pemberian akses yang lebih luas kepada UKM. Bisa dikatakan, diangkatnya jamu dalam pembicaraan KTT APEC menjadi energi bagi produk herbal yang banyak dijalankan pengusaha kecil dan menengah ini.
 
Di Cina kondisi jamu atau herbal lebih baik, karena pemerintah lewat Departemen Kesehatan dan Pendidikan menopangnya dengan payung hukum dan pemanfaatan yang maksimal. Jamu atau herbal di sana tidak dianggap sebelah mata dan amat vital bagi masalah kesehatan. Negeri ini malah menerima banyak devisa untuk pengobatan herbal.
 
Pemerintah juga patut dihargai karena berjanji agar hasil APEC tidak berada di awang-awang tapi diupayakan membumi dan berguna bagi sebagian besar masyarakat kawasan Asia-Pasifik, termasuk Indonesia. Pemerintah, sebagaimana dikatakan Yuri, dipastikan akan mengawal dengan maksimal hasil-hasil kesepakatan APEC. “Kami akan memastikan agar hasil dari APEC 2013 ini tidak menggantung begitu saja," ujar Yuri.
 
SOM APEC 2013 juga telah sepakat untuk mendorong perdagangan di kawasan dan mempromosikan inisiatif yang berkaitan dengan konektivitas seperti pembangunan dan investasi infrastruktur. Seluruh hasil pertemuan yang telah berlangsung akan dibahas dan disahkan oleh para pemimpin APEC pada 7-8 Oktober 2013, yang akan dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
 
APEC yang didirikan pada 1989, merupakan forum kerjasama ekonomi yang beranggotakan 21 negara, yaitu Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chili, Cina, Hong Kong Cina, Indonesia, Jepang, Republik Korea, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Papua Nugini, Peru, Filipina, Rusia, Singapura, Cina Taipei, Thailand, Amerika Serikat, dan Vietnam.
 
APEC memberikan manfaat yang signifikan bagi Indonesia. Total perdagangan Indonesia dengan semua anggota ekonomi APEC pada 1989 adalah 29,9 miliar dolar AS. Pada 2011, angka ini meningkat menjadi 289,3 miliar dolar AS atau meningkat hampir sepuluh kali lipat selama 22 tahun terakhir.(rep10)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index