Waspadai Puncak Haji

Waspadai Puncak Haji

JAKARTA -- Mendekati 10 Dzulhijah merupakan masa-masa puncak pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci. Pada saat inilah jutaan jamaah haji dari seluruh dunia berkumpul di Makkah dan bergerak bersamaan ke Armina (Arafah, Muzdalifah, Mina).

Untuk itu, Amirul Hajj Indonesia 2013 Suryadharma Ali yang juga Menteri Agama meminta para jamaah haji dapat mewaspadai segala kemungkinan terburuk yang dapat terjadi pada puncak pelaksanaan musim haji tahun ini.

“Para jamaah haji Indonesia harus waspada pada puncak pelaksanaan haji, terutama menjaga kesehatan dan tidak memaksakan ibadah yang tidak wajib. Karena inti ibadah haji adalah wukuf di Arafah,” ujar Menteri Agama Suryadharma akhir pekan lalu.

Suryadharma mengingatkan, pada saat di Armina merupakan masa yang cukup menguras tenaga dan fisik jamaah. Karenanya, ia berharap, jamaah jangan memforsir tenaga dan fisiknya bagi ritual yang tidak wajib.

Terlebih, bagi jamaah haji yang berisiko tinggi. “Kita tidak mau jamaah haji Indonesia malah tenaga, fisik, dan staminanya menurun selama di Armina,” imbuhnya.

Ia mengatakan, puncak pelaksanaan ibadah haji pada tahun ini, yakni wukuf di Arafah akan dilaksanakan pada Senin, 14 Oktober 2013 atau 9 Dzulhijah 1434 H.

Selama di Armina, jamaah akan mendapatkan pelayanan fasilitas makan secara katering oleh 19 penyedia layanan katering. Jamaah akan mendapat makan sebanyak 16 kali berupa nasi kotak. Selain itu, disiapkan pula coffe shop bagi jamaah, termasuk penyediaan air panas dan dingin.

Pihaknya juga menyiapkan bus angkutan bagi jamaah haji Indonesia di Armina. Suryadharma mengatakan, kemacetan di saat puncak selesainya Arafah ini tidak bisa dihindari karena pada saat itu seluruh jamaah tumplek bersamaan di Arafah menuju Muzdalifah dan Mina.

Karenanya, banyak kendaraan yang tidak bisa bergerak, termasuk bus yang sudah disiapkan. Sehingga, kata dia, banyak jamaah yang memilih untuk berjalan kaki menuju Muzdalifah.

“Di sinilah pentingnya tenaga dan fisik yang kuat itu karena jarak yang tidak dekat antara Arafah dan Muzdalifah,” terangnya. seperti dilansir republika.co.id.

Untuk itu, ia mengatakan, keberangkatan jajaran pengurus Amirul Hajj ini melihat sejauh mana kesiapan Panitia Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) memberikan fasilitas serta pelayanan hingga menuju puncak pelaksanaan haji.

Dirjen Penyelenggara Haji dan Umroh Anggito Abimanyu yang ikut mendampingi menambahkan, pihaknya sudah bisa mengantisipasi agar kerumunan jamaah haji Indonesia di Arafah menuju Muzdalifah bisa diangkut dengan lancar oleh bus yang telah tersedia.

Anggito optimistis tahun ini keramaian jamaah haji lebih berkurang karena adanya pemotongan kuota haji seluruh dunia sebesar 20 persen. “Kita harap rute pengangkutan bus di Armina ini lancar karena jamah lebih berkurang,” ujarnya.

Rencananya Amirul Hajj juga akan mengadakan pertemuan dengan Sekjen Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Presiden Islamic Development Bank, Menteri Haji dan Menteri Dalam Negeri Arab Saudi, serta para delegasi dari Misi Haji Pakistan, Malaysia, dan Turki.

Pertemuan ini untuk membicarakan pelayanan jamaah haji di negara-negara Muslim dan proyek pembangunan yang telah dibiayai oleh IDB.

Rombongan Amirul Hajj tahun ini selain diketua Menag Suryadharma Ali, bertindak sebagai sekretaris Amirul Hajj HM Suparta, dan Naib Amirul Hajj terdiri atas Ma'ruf Amin, Soebadar, Masdar Farid Mas'udi, Syafiq Mughni, Amin Noer, dan Ali Ghufron Mukti.

Rombongan Amirul Hajj terdiri atas beberapa unsur ormas Islam. Seperti MUI, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Al Washliyah, pondok pesantren, dan tokoh masyarakat. (rep10)
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index