Ini Dia Utang Abadi Perusahaan Bakrie

 Ini Dia Utang Abadi Perusahaan Bakrie

Jakarta-Bukan rahasia lagi jika kerajaan bisnis milik konglomerat Aburizal Bakrie terbelit masalah utang. Persoalan ini seolah tidak lepas dari sepak terjang kelompok bisnis PT Bakrie & Brothers Tbk.

Selama ini, kelompok usaha Bakrie selalu bisa berkelit dari masalah ini. Caranya hanya dengan cara menjual aset-aset milik anak usaha yang nantinya dijadikan modal untuk membayar utang dan ekspansi perusahaan.

Daftar panjang perusahaan Bakrie yang sudah dilego sahamnya ke investor lain adalah Seamless Pipe Indonesia Jaya, Bakrie Pipe Indonesia, South East Asian Pipe Indonesia, South East Asian Pipe, Bakrie Construction, Bakrie Building Industries hingga yang terbaru adalah menjual saham PT Energi Mega Persada Tbk.

Meskipun selalu mencoba mencari celah dan jalan keluar dari persoalan utang, beberapa kali anak usaha grup Bakrie terbentur dengan jalan buntu hingga akhirnya digugat pailit oleh debitur.

Salah satu anak usahanya yang digugat pailit adalah Bakrie Life, perusahaan yang bergerak di lini bisnis asuransi. Bakrie Life mengalami gagal bayar pada 2008 sebesar Rp 360 miliar kepada nasabah diamond investa. Seiring perjalanan, utang Bakrie Life kepada nasabah tersisa Rp 270 miliar. Kesulitan likuiditas yang dialami Bakrie Life membuat pihak Bakrie belum juga dapat melunasi utang-utangnya pada nasabah.

Yang terbaru, anak usahanya yang bergerak di bidang properti, PT Bakrieland Development juga digugat pailit oleh The Bank of New York Mellon cabang London terhadap anak usaha Bakrieland yakni BLD Investment Pte yang memiliki utang USD 155 juta.

Persoalan utang yang terus menggelayut kerajaan bisnis Bakrie bukan hal baru. "Sejak 2008 keuangan perusahaan Bakrie sangat parah dan utangnnya sudah besar sekali, tidak menghasilkan keuntungan. Mereka beli aset menggunakan uang utang. Mereka membeli aset dengan harga mahal, ketika aset itu dijual dengan harga murah bukan menutupi utang malah nambah utang," ujar Analis Pasar Modal Kiswoyo Adijoe kepada merdeka.com, Selasa (10/9) malam.

Menurutnya, lilitan utang sudah menjerat hampir di seluruh anak usaha perusahaan Bakrie dan sudah berlangsung selama lima tahun terakhir. Gugatan pailit yang dialamatkan ke Bakrieland dan anak usahanya, salah satu dampak dari sistem bisnis perusahaan Bakrie yang bertumpu pada utang.

"Sekarang mereka terbentur dengan persoalan ini karena tagihan utangnya besar, yang tagihan kecil juga ada. Karena ini besar aja makanya dipailitkan," ucapnya.

Selama ini, Bakrie bisa berkelit dari jeratan utang. Salah satu yang paling dramatis adalah keberhasilan menghindari bangkrut pada 2011 ketika Bakrie harus membayar utang jatuh tempo USD 1,35 miliar. Caranya meminta jaminan pada Credit Suisse, dengan menjaminkan Bumi dan berani menjanjikan imbal hasil besar bagi debitur.

Namun, bukan berarti perusahaan Bakrie bisa lepas dari jerat utang yang sudah menggurita. "Tidak bakal lunas utang Bakrie. Udah dari 2008 melakukan itu, gali lubang tutup lubang," ucapnya.

Kiswoyo mengakui bahwa strategi Bakrie dalam menjalankan bisnisnya sulit ditebak. Yang sudah jadi rahasia umum, jika sang bigbos yakni Ical tidak menyuntikan dana besar, maka akan sulit menyelamatkan aset-asetnya.

Dia melihat, perusahaan-perusahaan Bakrie tengah dilanda kerugian akibat mengandalkan utang untuk ekspansi bisnisnya. "Mereka membeli aset kemahalan terus belinya pakai utang," katanya.(rep05)
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index