Aneh, Kodok Ini Mendengar Pakai Mulut

Aneh, Kodok Ini Mendengar Pakai Mulut

Seekor katak kecil bernama Gardiner, asli dari negara Republik Seychelles, Madagaskar, memiliki struktur tubuh yang aneh.

Katak itu tidak mempunyai telinga tengah dan gendang telinga untuk mendengar suara yang berbeda dari katak lainnya.

Tapi, sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa katak Gardiner sebenarnya tidak tuli. Katak itu memiliki kemampuan mengagumkan. Ini salah satu hewan amfibi yang mendengar dengan menggunakan rongga mulut, seperti dilansir Live Science, 4 September 2013.

Tim peneliti dari French National Center for Scientific Research, Prancis, mencoba mencari tahu mengapa katak Gardiner yang tidak memiliki telinga untuk menangkap gelombang suara itu mampu mendengar suara panggilan dari katak lainnya.

Menggunakan pencitraan X-ray, peneliti mencoba mengintip ke dalam kepala katak. Tim peneliti pun menemukan ternyata katak menggunakan rongga mulutnya untuk menangkap gelombang suara dan mengirimnya ke telinga bagian dalam.

"Sebelumnya, kami meneliti tubuh katak Gardiner dan tidak menemukan telinga bagian tengah. Tapi hewan ini mampu membalas panggilan katak lain. Sangat aneh," kata Renaud Boistel, Pemimpin Penelitian.

Karena penasaran, peneliti coba memainkan rekaman suara katak Gardiner di sebuah hutan hujan alami di kawasan Seychelles. Terbukti Katak Gardiner jantan mampu menjawab suara rekaman dan itu menandakan katak bisa mendengar.

"Ternyata jaringan tubuh katak Gardiner berfungsi mengangkut gelombang suara, sehingga mampu mendengar suara yang dikirimkan ke telinga bagian dalamnya," ujar Boistel.

Sementara anggota peneliti lain, Peter Cloetens menjelaskan, sistem paru-paru dan otot katak juga berkontribusi mentransmisikan suara ke dalam telinga bagian dalam.

"Dari pencitraan X-ray terungkap, katak Gardiner menerima suara melalui kepalanya, lalu mulutnya berfungsi untuk menangkap gelombang suara dan mengirimkannya ke tulang telinga bagian dalam melalui jaringan tubuhnya. Menakjubkan sekali," jelas Cloetens.

Hasil dari penelitian ini telah diterbitkan secara online di Jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences pada 2 September 2013.(rep2)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index