Para Imam Remaja Ini Pemimpin Salat Tarawih

Para Imam Remaja Ini Pemimpin Salat Tarawih

Jakarta-Arif Nur Kholis berdiri di saf terdepan Masjid Al-Kautsar, Kampung Pedurenan, Jatiasih, Kota Bekasi, saat ikamah salat Isya dikumandangkan pada hari pertama Ramadan, Rabu lalu. Dia memakai baju kurung lengan pendek berwarna putih dengan corak garis-garis hitam vertikal. Peci warna putih menempel ketat di kepalanya.

Ikamah selesai, ia maju dan berdiri di mihrab, tempat imam biasa memimpin salat. Sesaat sebelum memulai salat, ia membalikkan badan ke arah jemaah yang telah memenuhi Masjid Al-Kautsar. Dengan santun, ia meminta seluruh jemaah merapikan saf, demi kesempurnaan salat. “Lurus dan rapatkan,” kata Arif. Seluruh makmum mengikuti perintahnya. Ia pun memimpin salat di masjid berukuran 10 x 8 meter itu.

Tidak ada yang aneh, kecuali penampilan sang imam. Laki-laki itu terlihat sangat muda. Maklum saja, umurnya baru 14 tahun. Tapi imam belia asal Bima, Nusa Tenggara Barat, itu begitu mantap memimpin salat.

Siswa yang sudah empat tahun mondok di Yayasan Pendidikan Quran Al-Amanah, Jatiasih, itu kemudian melanjutkan bacaan Al-Quran dengan surat-surat panjang. Setiap ayat ia baca dengan sangat tartil (metode memperindah bacaan) dan dengan tajwid (pelafalan) yang bagus.

Bacaannya terdengar enak. Arif yang telah menghafal 17 juz Al-Quran itu tidak kesulitan memimpin salat Isya yang dilanjutkan dengan tarawih 11 rakaat.

Sebuah pemandangan yang tidak biasa. Biasanya, imam salat adalah orang dewasa. Namun, karena syarat-syarat menjadi imam sudah terpenuhi, terutama bacaan salatnya yang amat fasih, semua jemaah memaklumi, bahkan mengaguminya.

“Memimpin salatnya amat baik,” kata Deny I, jemaah masjid. Dia berharap ini menjadi daya pikat bagi jemaah untuk selalu dekat dengan masjid, sekaligus sebagai upaya regenerasi imam.

Mendapat pujian dari jemaah, Arif hanya mengatakan dia bersyukur diundang Masjid Al-Kautsar untuk menjadi imam. “Semoga kami bisa lebih bermanfaat untuk masyarakat di sini,” ujarnya.

Sekretaris Masjid Al-Kautsar, Syailendra, mengungkapkan sepanjang Ramadan tahun ini pihaknya mengundang enam santri belia berusia 15 tahun ke bawah dari Yayasan Al-Amanah. “Kalau biasanya pemimpin salat tarawih adalah orang yang dituakan, kebiasaan tersebut mulai diubah di Masjid Al-Kautsar,” kata Syailendra.

Menurut Syailenda, remaja ini bukan anak sembarangan. Arif adalah penghafal Al-Quran dengan metode bacaan yang sudah teruji.

Al-Kautsar mengundang mereka karena tidak satu pun hadis Nabi Muhammad yang menerangkan batas usia minimal. "Hadis hanya menerangkan bahwa pemimpin salat adalah mereka yang memiliki pengetahuan Al-Quran yang bagus," katanya.

Pesantren Al-Amanah yang beralamat di Jalan Awi, Kampung Pedurenan, Jatiluhur, Jatiasih, sudah lama menggelar pendidikan untuk melahirkan hafiz atau penghafal Al-Quran. (rep05)

 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index