Petang Megang, Sungai Siak Jadi Lautan Manusia

Petang Megang, Sungai Siak Jadi Lautan Manusia

PEKANBARU-Ribuan warga tumpah ruah bak lautan manusia di sepanjang bibir Sungai Siak, Pekanbaru, Selasa (9/7) petang. Mereka mengikuti acara Petang Megang yang merupakan ritual pembersihan diri menyambut datangnya bulan Ramadhan.

Tak hanya di pinggir sungai Siak saja. Dua jembatan, Siak I dan III, yang mengapit lokasi ritual Petang Megang juga dipadati warga. Mereka ingin menyaksikan kemeriahan ritual tahunan yang telah dijadikan agenda pariwisata oleh Pemko Pekanbaru itu.

Walau acara dimulai pukul 17.00 WIB, namun warga telah berdatangan sejak siang. Bahkan, ada yang datang pada pagi menjelang siang, terutama para pedagang asongan. Kepadatan warga sudah mulai terasa sekitar pukul 14.00 WIB. Arus lalu lintas di atas kedua jembatan dan di sekitar lokasi kegiatan macet total.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, sebelum menghadiri ritual Petang Megang, Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru beserta tokoh agama dan tokoh masyarakat terlebih dahulu berziarah ke pemakaman di Senapelan dan pemakaman bersejarah di dalam komplesk Masjid Raya Nur Alam di Jalan Senapelan. Masjid itu letaknya tak jauh dari lokasi Petang Megang.  Kebiasaan ini juga dilanjutkan Firdaus MT dan Ayat Cahyadi. Mereka mengajak serta istrinya.

Menurut Ketua Perkuburan Senapelan, Amrul Muchtar, ziarah makam tokoh pendiri Kota Pekanbaru oleh walikota dan tokoh masyarakat sudah sejak dulu digelar. "Agenda ini bahkan sudah menjadi salah satu agenda pariwisata di Kota Pekanbaru," ucap Amrul seperti dilansir halloriau.com.

Ada pun makam yang diziarahi Firdaus dan Ayat Cahyadi adalah makam Dr Wan Abdul Rahman (tokoh pemerintahan pertama), Mr M Amin (perintis kemerdekaan), Dt Ahmad (tokoh pemerintahan), H Soeman HS (tokoh pendidikan), H Abdullah Hasan (tokoh agama).

Lalu, Hasan Bin Kasim (tokoh pendidikan), Siti Maryam Subrantas (tokoh wanita), KH Moch Syech (tokoh agama), Guru Ismail (tokoh pendidikan), KH Hasyim Arsyad (tokoh agama), Prof H Ilyas Ali (tokoh agama), Guru Yacoeb (tokoh pendidikan), H Johan Syariffudin (tokoh pemerintahan).

Kemudian, Hj Khodijah Ali (tokoh wanita), Wan Ghalib (tokoh budayawan dan perintis Provinsi Riau), Guru Mahmud Bin Muhammad (tokoh pendidikan), Husny Thamrin (tokoh budaya), Prof DR Khaerani Hasan MPd (tokoh pendidikan), H Imam Taher (tokoh agama) dan Edi Ruslan P Amariza (tokoh pers dan budayawan).

Usai berziarah di pemakaman para tokoh, rombongan Walikota dan Wakil Walikota kembali berziarah ke pemakaman di dalam Masjid Raya Nur Alam. Di sini, para pendiri kota Pekanbaru dimakamkan.

Mereka yang dimakamkan di sana adalah Sutan Abdul Jalil Alamuddin Syah, Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah,  Tengku Embong Badariah binti Sultan Jalil Alamuddinsyah (istri Panglima Besar Sayid Syarif Oesman), Sayid Oesman Sahabuddin, dan Syid Zen Al Jufri atau Tengku Pangeran Kesuma Dilaga.

Ziarah di masjid ini sempat sedikit tertunda karena menunggu kehadiran Plt Gubernur Riau, HR Mambang Mit dan Bendaraha Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Jon Erizal. Walau begitu, mereka ikut melantunkan doa-doa dilantunkan dan melangsungkan sholat Ashar di masjid tertua di Pekanbaru tersebut.

Seusai berziarah, Walikota Firdaus MT dan rombongan berpawai arak-arakan menuju tepi sungai Siak. Di dalam arak-arak terdapat kaum ibu yang menjunjung talam berisikan berbagai macam kue dan penganan khas Riau.  Talam-talam ini akan disajikan sebagai menu pada acara petang megang.

Kehadiran rombongan walikota ini menandakan disambut gembira oleh ribuan warga yang telah memadati lokasi. Pasalnya, ritual Petang Megang bakal segera dimulai. Tari Balimau pun ditarikan begitu rombongan Firdaus duduk di panggung kehormatan. (rep05)
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index