SBY Kerahkan 2.000 Tentara ke Riau

Hujan Buatan Tersedot Badai Siklon Tropis

Hujan Buatan Tersedot Badai Siklon Tropis
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengerahkan 2 ribu personel Satuan Tugas Pemadaman Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Riau yang mengakibatkan kabut asap hingga ke Singapura dan Malaysia. Satgas ini bertugas mematikan titik api yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota di Riau.
 
Upacara pelepasan Satgas berlangsung di Markas Skuadron 17 Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Selasa (25/6) pagi. Satgas beranggotakan tim dari Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian RI, Badan Nasional Penanggulangan Bencana(BNPB), Kementerian Kesehatan, Kementerian Kehutanan dan Kementerian Sosial.
 
"Para prajurit TNI, Polri dan anggota Satgas yang saya cintai. Kalian sudah tahu tugasnya apa?" tanya SBY. "Padamkan api," jawab anggota Satgas.
 
"Mengatasi kebakaran dan asap yang ada di Riau. Jelas?" kata SBY lagi. "Jelas," jawab anggota Satgas. "Sanggup melaksanakan?" tanya SBY. "Siapp," anggota Satgas serempak menjawab. "Kalau sanggup melaksanakan, laksanakan dengan baik," tegas SBY.
 
Seusai upacara pelepasan, seperti dilansir detikcom, SBY sempat mengecek kesiapan para personel Satgas. Namun sebelumnya SBY sempat memeriksa kesiapan empat dari sembilan pesawat yang digunakan dalam proses pemadaman asap. Armada pesawat pemadam kebakaran ini terdiri dari tujuh Hercules C-130, CN-235 dan CN-295.
 
Pasukan dari Jakarta ini mulai tiba di Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin Kota Pekanbaru, Selasa sore sekitar pukul 16.00 WIB. Tahap pertama terdapat 600 anggota Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad) 303 dan Marinir.
 
Pasukan Kostrad tiba dengan pesawat TNI AU, sedangkan Marinir dengan pesawat Hercules. Pasukan dua kesatuan ini merupakan gelombang pertama. Selanjutnya akan menyusul sejumlah personel lainnya.
 
Usai turun dari pesawat, 200 personel Kostrad menata tas ranselnya. Pasukan berbaret hijau ini diberi waktu istirahat. Dengan semangat, mereka menyanyikan lagu-lagu semboyan kesatuan sambil bertepuk tangan dan menggerakkan kaki.
 
Di kesempatan terpisah, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Moeldoko menjelaskan pihakya mengirim satu batalyon dari Kostrad 303 ke daerah rawan kebakaran hutan di Riau. Total, 1.800 anggota TNI AD yang diturunkan untuk ikut mengatasi kebakaran tersebut.
 
"Kami kirimkan satu batalyon. Sampai saat ini berarti anggota TNI AD ada 1.800. Belum lagi dengan anggota Marinir, Kopaskas, kepolisian dan juga dari BNPB," ujar Moeldoko dalam kegiatan Rapat Pembinaan Teknis Kecabangan (Rabinniscab) TNI AD di Markas Pusdikkav Pussenkav, Jalan GA Manulang Padalarang.
 
Operasi tersebut akan diakukan selama tiga bulan ke depan. Karena menurut laporan dari Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kondisi cuaca dan alam yang berpotensi terjadi kebakaran akan terjadi hingga Oktober mendatang. "Siklus angin yang bergerak juga masih mengarah ke Malaysia dan Singapura untuk empat hari ke depan," katanya.
 
Karena yang dihadapi adalah masalah alam, Moeldoko mengaku kesulitan untuk mengatasi masalah tersebut. Namun menurutnya, keberadaan anggota di Riau dapat mencegah keadaan lebih buruk lagi. "Kita akan mencegah masyarakat untuk tidak menambah buruk keadaan. Saya kira, ini akan jadi pelajaran kita untuk tidak lagi melakukan pembakaran," tutur Moeldoko.
 
265 Titik Api
Menurut temuan BNPB, di delapan kabupaten di Riau terdapat 265 titik api penyebab kabut asap. "Hari ini (kemarin) dilaporkan satelit BMKG menemukan 265 titik api, itu ada analisanya. Kalau ada yang bilang sekian ribu, sampai kompor pecel lele pun juga dianggap titik api, tidak demikian. Kita hanya pakai data yang bisa dipertanggungjawabkan keakuratannya, kita bisa lihat sampai ke tingkat kecamatan," ujar Kepala BNPB, Syamsul Maarif seperti dilansir antara.
 
Delapan kabupaten yang menjadi tujuan Satgas, katanya, adalah Dumai, Bengkalis, Rokan Hilir, Rokan Hulu, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu dan Siak. Sesuai kapasitasnya masing-masing, mereka akan berbagi tugas. Maka selain operasi pemadaman api dari darat dan udara, juga dilaksanakan perawatan bagi warga yang terserang gangguan kesehatan akibat korban kabut asap.
 
Hujan Buatan Tersedot Badai
Koordinator Lapangan Modifikasi Cuaca Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Erwin Mulyana mengatakan, proses modifikasi cuaca untuk hujan buatan belum optimal mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan di Riau karena pengaruh badai siklon tropis di utara Indonesia. "Badai siklon tropis di bagian utara Indonesia membuat uap air tersedot ke sana sehingga belum bisa hujan," katanya.
 
BPPT sudah melakukan penyemaian awan (cloud seeding) sejak Sabtu (22/6) dengan menebar garam NaCl menggunakan pesawat Cassa dan Hercules TNI AU. Rute penerbangan fokus pada daerah sekitar Bengkalis dan Dumai, namun baru bisa menghasilkan hujan gerimis di daerah Bukit Kapur, Kota Dumai pada Minggu (23/6).
 
Berdasarkan pantauan satelit NOAA 18, selama 72 jam terakhir, belum terdeteksi hujan di Riau dan seluruh Sumatera, artinya hujan gerimis belum bisa dikatakan signifikan sebagai hasil modifikasi cuaca. "Hujan gerimis sudah cukup bagus karena akan bermanfaat mencuci atmosfer yang kotor sehingga kondisi asap di udara berkurang," katanya.
 
Meski begitu, pihaknya akan terus mengupayakan awan di Riau untuk penyemaian awan sambil terus menunggu badai siklon tropis mengarah ke daratan sehingga peluang hujan meningkat. "Dengan keterbatasan potensi awan, kami tetap akan mengoptimalkan penyemaian awan," katanya.
 
Ia mengatakan, operasi penyemaian awan pada Selasa dengan menebar tiga ton garam. Sebelumnya, BPPT menebar sekitar delapan ton garam dalam tiga hari terakhir.
 
Kemarin sore, sejumlah wilayah di Pekanbaru diguyur gerimis dan hujan dengan kapasitas sedang. "Alhamdulillah hujan, kabut asap bisa hilang. Semoga musim penghujan segera datang," kata Atikah Nuri, mahasiswa Universitas Islam Riau, yang mengaku kehujanan di wilayah Marpoyan Damai.
 
Sementara itu, aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, yang sebelumnya sempat kacau, kemarin mulai lancar. "Jarak pandang di atas 1.000 meter," kata Duty Manager Bandara SSK II, Baiquni. Menurutnya, pesawat keberangkatan maupun kedatangan dapat berjalan sesuai jadwal.
 
Meski demikian, lanjutnya, seluruh penerbangan tetap lebih waspada jika sewaktu-waktu terjadi perubahan cuaca yang ekstrim atau kabut asap yang membatasi jarak pandang. "Kami juga beharap seluruh penerbangan lebih mengutamakan keselamatan perjalanan dengan kondisi dan situasi seperti sekarang ini," katanya.
 
Tersangka Bertambah
Kepolisian Daerah Riau kembali menangkap satu orang tersangka pembakar lahan dengan inisial T (21), warga Jalan Doral Kilometer 14 Siak. Dengan demikian, saat ini sudah ada sembilan tersangka.
 
Tersangka T ditangkap pihak Polda Riau pada Senin (24/6) sore setelah melakukan pengembangan terhadap tersangka yang sebelumnya sudah ditahan. "Tersangka bisa terus bertambah," kata Kabid Humas Polda Riau, AKBP Hermansyah kepada Metro Riau.
 
Sedangkan terkait dugaan perusahaan asing yang melakukan pembakaran lahan, menurut Hermansyah, kasus tersebut akan diserahkan kepada Kementerian Lingkungan Hidup karena menyangkut kewenangan dua negara. "Itu sudah jauh jangkauannya, namun kita tetap akan membantu," jelasnya.
 
Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo mengatakan, polisi bekerjasama dengan BNPB masih menyelidiki penyebab kebakaran lahan di Riau. Ia berjanji akan menyampaikan hasilnya kepada masyarakat. "Kita sedang melakukan penyelidikan. Nanti hasilnya akan disampaikan," ujarnya.
 
Timur belum mau menyebut perusahaan-perusahaan yang diduga sengaja melakukan pembakaran lahan di Riau. BNPB juga tengah melakukan penyelidikan terkait hal itu. "Ini semua kan dikelola oleh BNPB, artinya BNPB itu termasuk di situ. Jadi intinya semua masuk dalam proses penyelidikan. Nanti nunggu resmi dari BNPB," paparnya.
 
Mengenai sanksi kepada perusahaan yang terbukti bersalah, Timur juga belum mau menyinggungnya. "Ya semua kan nanti ada ketentuannya. Kita melihat misalnya kenapa ada api, di mana titiknya, masih terus seperti itu. Kita tunggu hasilnya nanti," katanya. (rep03)
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index