Ledakan Libanon

Sekitar Lebih 300 Ribu Warga Beirut Kehilangan Tempat Tinggal

Sekitar Lebih 300 Ribu Warga Beirut Kehilangan Tempat Tinggal

BEIRUT - Lebih 300 ribu orang dilaporkan kehilangan tempat tinggal akibat ledakan besar yang melanda Beirut, Libanon.

Gubernur Beirut, Marwan Aboud, mengatakan, ledakan itu juga menyebabkan kerusakan di separuh kota yang diperkirakan menelan biaya lebih dari USD$ 3 Miliar atau sekitar Rp43,7 triliun.
 
"Saya pikir, antara 250 ribu atau 300 ribu orang telah kehilangan tempat tinggal," kata Aboud seperti dikutip dari AFP, Rabu (5/8/2020)
 
Para insinyur dan tim teknis belum melakukan asesmen resmi. Aboud juga menambahkan bahwa kerusakan akibat ledakan tersebut tampaknya telah meluas ke lebih dari setengah bagian kota.
 
Sebelumnya dilaporkan terjadi dua ledakan besar yang mengguncang pesisir Beirut pada pukul 18.02, Selasa (4/8) waktu setempat.
 
Presiden Libanon, Michael Aoun, mengatakan, ledakan itu berasal dari sebuah gudang yang menyimpan 2.750 ton amonium nitrat.
 
Aoun mengatakan ribuan ton amonium nitrat itu dilaporkan tersimpan secara tidak aman di sebuah gudang dekat pelabuhan Beirut selama kurang lebih enam tahun.
 
Ia menganggap penyimpanan amonium nitrat dalam gudang tersebut "tidak dapat diterima" dan tidak bisa dibiarkan begitu saja.
 
Aoun bersumpah akan menjatuhkan "sanksi terberat" terhadap pihak yang bertanggung jawab. Ia juga menetapkan status darurat nasional selama dua pekan terkait insiden di ibukota ini.
 
Guncangan yang berasal dari kawasan pelabuhan itu menimbulkan suasana mencekam di ibukota. Kaca rumah penduduk pecah dan bangunan terbakar.

Ledakan bahkan terdengar hingga Nicosia, Siprus, yang letaknya lebih 200 Km di seberang Laut Mediterania. 

Palang Merah Libanon melaporkan hingga kini korban tewas mencapai lebih dari 100 orang dan 4.000 orang lainnya terluka.
 
"Sampai saat ini lebih dari 4.000 orang terluka dan lebih dari 100 orang kehilangan nyawa. Tim kami masih melakukan operasi pencarian dan penyelamatan di daerah sekitar ledakan," bunyi pernyataan Palang Merah Libanon.

Sejauh ini, pihak berwenang Libanon belum bisa memastikan penyebab ledakan. Namun, Dewan Pertahanan Tertinggi Libanon segera menetapkan Beirut sebagai disaster-stricken city atau kota yang terdampak bencana kecelakaan.

????(rep05)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index