Pasca Kenaikan Harga BBM

Harga Mi Instan, Biskuit dan Sirup tak Naik

Harga Mi Instan, Biskuit dan Sirup tak Naik

JAKARTA - Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) menjamin tidak ada kenaikan harga makanan olahan sepanjang Puasa dan Lebaran pasca kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.

Ketua Umum GAPMMI Adhi S. Lukman menyatakan kenaikan harga BBM bersubsidi hanya berpengaruh sekitar 0,5%-2% terhadap harga pokok industri makanan. Kenaikan itu akibat penambahan biaya distribusi.

"Kontribusi biaya distribusi terhadap harga produk sekitar 0,5%-2%. Ini diharapkan bisa diserap dalam margin perusahaan sehingga tidak ada kenaikan harga saat ini untuk produk seperti mie instan, biskuit, sirup," ujar Adhi dilansir detikfinance Jakarta, kemarin.

Adhi menyatakan dalam menghadapi Puasa dan Lebaran, sejumlah industri makanan dan minuman telah menaikkan produksi rata-rata 20-30% sejak Mei lalu. Bahkan untuk produk-produk tertentu seperti biskuit dan sirup, kenaikan volume produksi bisa mencapai 100% akibat naiknya permintaan.

Pengusaha industri makanan dan minuman juga menaikkan 50% stok di depo daerah untuk mengantisipasi masalah transportasi dan larangan penyeberangan pada H-7 Lebaran melalui berbagai pelabuhan yang biasanya hanya boleh dilalui pemudik dan bahan sembako.

"Kita itu dengan retail sudah deal sampai Lebaran, jadi tinggal distribusi. Tapi untuk Puasa dan Lebaran ini sudah disebar stoknya ke daerah-daerah. Stok cukup, ini untuk produk pangan kemasan," jelasnya.

Adhi menambahkan kenaikan harga BBM bersubsidi ini tidak serta merta langsung menaikkan harga bahan makanan olahan karena industri olahan sudah memperhitungkan biaya produksi dalam setahun beserta dengan potensi-potensi penambahan biaya.

"Kita tidak sesaat naik karena perhitungannya tahunan sehingga kalau ada gejolak yang tidak berlebihan bisa kalkulasi dari intern," ujarnya.

Namun menurut Adhi, untuk bahan makanan segar, pihaknya tidak bisa memperhitungkan kenaikan harga bahan makanan segar setelah harga BBM naik. Pasalnya, bahan makanan tersebut tidak bisa distok terlalu lama sehingga sangat berpengaruh dengan kenaikan harga BBM untuk pendistribusiannya sepanjang puasa dan lebaran.

"Bahan makanan ini kan harus didsitribusikan setiap harinya, jadi sangat berpengaruh pada kenaikan BBM. Tapi kan pemerintah ada usaha untuk operasi pasar, dan sebagainya. Jadi selagi tidak ada permintaan yang meningkat sekali maka harganya walaupun ada kenaikan tapi tidak terlalu besar," katanya. (rep05)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index