Nahkoda Paham, Lancang Kuning Berlayar Malam

Andi Rachman Memacu Lancang Kuning Berlayar ke Laut Dalam

Andi Rachman Memacu Lancang Kuning Berlayar ke Laut Dalam
Ir H Arsyadjuliandi Rachman MBA

Pekanbaru, Riaudaily.com - Dalam lagu Lancang Kuning, terdapat lirik "Kalau Nahkoda kuranglah paham, alamatlah kapal akan tenggelam." 

Rakyat Riau patut bersyukur, nahkoda kapal yang mereka tumpangi mengerti betul cara untuk melewati ombak yang membuat kapal mereka terombang-ambing. 

Makna Lirik lagu tersebut sangat cocok untuk menggambarkan kisah perjuangan Ir H Arsyadjuliandi Rachman MBA dalam menahkodai Provinsi Riau.

Awal menjabat Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau, begitu banyak ombak permasalahan yang dihadapi Arsyadjuliandi Rachman. Mulai dari anjloknya harga minyak dan gas (migas) dan sawit, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang semakin merajalela, masalah terdahulu hingga rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan.

Nahkoda yang akrab disapa Andi Rachman ini bekerja untuk menyelesaikan ombak masalah awal yang menghantam kapal pemerintahan yang dinahkodainya walau kewenangan sebagai Plt Gubernur sangatlah terbatas bila dibandingkan dengan Gubernur definitif.

Sebagaimana dapat kita lihat, untuk memperbaiki keadaan ekonomi yang anjlok, nahkoda kita, Andi Rachman berinovasi pada HUT ke-58 Provinsi Riau dengan menambah suatu "mesin kapal" baru penggerak ekonomi daerah bernama pariwisata berbasis budaya.

Sungguh besar dampak yang kita rasakan, jumlah wisatawan naik drastis yang tahun 2014 hanya 47.934 orang naik 200 persen menjadi 102.645 orang pada tahun 2017.

Munculnya destinasi wisata baru seperti Teluk Jering, Ulu Kasok, Bukit Suligi, dan masih banyak lagi. Kerja keras Andi Rachman dengan inovasinya, mendapat apresiasi dengan Riau meraih juara umum Sapta Pesona 2017, selain tentunya berhasil membangkitkan ekonomi masyarakat walaupun harga migas masih belum stabil.

Ombak masalah lain yang menghantam kapal Riau adalah karhutla. Konon kabarnya karhutla "lahir" di Riau pada tahun 1998 yang tiap tahun terus dapat "merayakan ulang tahunnya" dengan menyiksa masyarakat yang ingin menghirup udara bebas asap. Tapi tidak kali ini, tidak pada tahun 2016 dan selanjutnya, berkat kerja keras seluruh pihak di bawah kepemimpinan nahkoda Andi Rachman, Riau berhasil menggagalkan "ulang tahun" karhutla demi masyarakat yang berhak menghirup udara bebas asap.

Berhasil melewati dua ombak, namun ternyata masih ada lubang di kapal yang ada sebelum beliau menjabat. Andi Rachman berhasil memperbaiki lubang yang menganga tersebut. Utang Stadion Utama Riau yang terbengkalai selepas PON 2012 dilunasinya. Perlu kita ketahui bahwa membayar utang pemerintahan tak semudah membayar utang di warung, diperlukan koordinasi dengan seluruh pihak, konsultasi dengan pihak KPK dan Kejaksaan, hingga penganggaran perlu dikerjakan secara detail dan teliti yang hasilnya dapat kita rasakan saat ini. Venue tersebut sudah dapat digunakan yang pembayarannya tidak menimbulkan masalah lainnya.

Masalah lainnya adalah Jembatan Siak IV yang terbengkalai pembangunannya, dan pada masa pemerintahan Andi Rachman inilah pembangunannya dilanjutkan dan ditargetkan tahun 2019 sudah dapat digunakan masyarakat.

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Riau yang belum selesai, setelah 16 tahun akhirnya diselesaikan pada masa kepemimpinan Andi Rachman sehingga investasi sebesar Rp53 tiliun dapat masuk ke Riau. 

Selain itu, Bank Riau Kepri mendapat penghargaan sebagai Top Pembina BUMD, bahkan Bank Riau Kepri diproyeksilan merambah dunia ekonomi syariah melalui Bank Riau Kepri Syariah.

Ombak sudah dilewati, lubang sudah diperbaiki, kepercayaan awak kapal sedang dinanti. Andi Rachman merasa wajar apabila masyarakatnya kurang percaya dengan pemerintahan akibat kasus korupsi yang melilit pemerintahan ini. Tak mau masyarakat skeptis, Andi Rachman tak hanya berbual dengan menjanjikan pemerintahan yang bersih, beliau juga membuktikannya dengan kerja nyata.

Riau Berintegritas menjadi tajuk yang ia pilih untuk mengembalikan Integritas untuk para ASN di lingkungan Pemprov Riau. Yang awalnya berurusan dengan KPK dengan makna negatif, pada tahun 2016 Pemprov Riau berurusan dengan KPK dengan makna positif, yakni kerjasama dalam rangka Hari Anti Korupsi Internasional 2016 yang dipusatkan di Kota Pekanbaru, Riau. Selain itu, KPK turut memberikan pelatihan/training of trainer integritas untuk para pegawai pemerintahan.

Melalui Riau GO IT, Andi Rachman juga menerapkan E-Government di Pemprov Riau, agar pemerintahan berjalan dengan bersih dan transparan di mana masyarakat dapat memantau anggaran pemerintahan hanya dengan sekali klik dengan berkunjung ke website Pemprov Riau. 

Hingga HUT ke-60 Provinsi Riau, diambil tajuk "Menghulu Budaya Melayu, Menghilir Riau Berintegritas."

Berbagai ihtiar yang dilakukan mulai membuahkan hasil, Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemprov Riau mendapat Nilai "B" sejak tahun 2016, padahal tahun-tahun sebelumnya hanya mendapat nilai "CC". 

Selain itu, Pemprov Riau berhasil mempertahankan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK untuk ke-6 kalinya berturut-turut. Nilai Keterbukaan Informasi yang pada tahun 2014 hanya sebesar 17,4 naik drastis menjadi 42,91 pada tahun 2017. Hasil-hasil tersebut untuk mewujudkan satu hal yang diinginkan Andi Rachman, Riau yang bebas korupsi.

Sang Nahkoda tak lupa dengan kebutuhan primer penumpangnya dan kebutuhan fasilitas di dalam kapalnya. Untuk pemenuhan kebutuhan papan, hingga 2017 Andi Rachman sudah membangun 1.996 Rumah Layak Huni untuk masyarakat kurang mampu. 

Di bidang pangan, Andi Rachman menggelar operasi pasar bila harga barang pangan melonjak dan rutin 'blusukan' ke pasar-pasar untuk memantau harga pangan.

Kebutuhan Air bersih ia penuhi dengan membangun SPAM DUROLIS (Sistem Penyediaan Air Minum Regional Dumai, Rokan Hilir, Bengkalis) yang berkapasitas 1.500 liter/detik dan 40.000 sambungan rumah yang ditargetkan akan beroperasi pada tahun 2019 untuk tahap awal.

Kebutuhan Listrik yang kini turut menjadi kebutuhan primer masyarakat ia penuhi melalui program Riau Terang 2019 dengan progres nyata yang ditunjukkan, pada tahun 2014 Rasio Elektrifikasi Riau sebesar 78,62 persen dan tahun 2017 naik menjadi 84,26 persen.

Peningkatan infrastruktur turut menjadi prioritasnya, di mana pada periode 2014-2017, Pemprov Riau telah membangun 51 jembatan untuk membuka isolasi di daerah-daerah terpencil dan membangun 665,7 kilometer jalan untuk merangkai Provinsi Riau yang kita cintai.

Kebutuhan kesehatan tak lupa ia perhatikan, dengan Jaminan Kesehatan Daerah, Pemprov Riau menjamin pembiayaan 2,4 juta masyarakat kurang mampu di Provinsi Riau. 

Andi Rachman juga membangun/merehab 109 unit puskesmas di berbagai daerah. Untuk memudahkan masyarakat agar tak perlu berobat ke luar negeri, kini RSUD Arifin Achmad sudah membuka pelayanan masalah jantung dan Memiliki Gedung Layanan Kanker Terpadu. Berobat ke RSUD Arifin Achmad pun kini tak perlu mengantri, cukup dengan SMS saja dan masyarakat tinggal menunggu panggilan dari pihak rumah sakit. Selain itu, RSJ Tampan kini memiliki wajah baru yang lebih enak dipandang dan memiliki fasilitas yang lebih mumpuni. Ditargetkan akhir tahun 2018 pembangunan poliklinik di RSJ Tampan juga akan selesai.

Untuk memenuhi kebutuhan pendidikan, Andi Rachman membangun 342 Ruang Kelas Baru, 13 Unit Sekolah Baru, dan Rehabilitasi 225 Sekolah. Beliau juga memberikan beasiswa kepada 4.002 orang.

Di bidang kebudayaan melayu, dalam ihtiar mencapai Visi Riau 2020, Andi Rachman membentuk Dinas Kebudayaan yang mana baru dibentuk pada masa kepemimpinannya, padahal Visi Riau 2020 sudah ditetapkan tahun 2001. Selain itu beliau menancapkan semangat pembangunan pariwisata berbasis budaya agar pengembangan pariwisata yang sedang digemakan tetap dalam rel kebudayaan melayu. Juga, menerapkan Perda Muatan Lokal untuk membumikan kebudayaan melayu dengan menjadikannya pelajaran di 507 sekolah di Riau dan announcement Bandara SSK II menggunakan bahasa melayu.

Hasil ihtiarnya dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan kebudayaan, Indeks Pembangunan Manusia yang merupakan ukuran dari capaian pemerintahan, IPM Riau peringkat 6 se-Indonesia.

Sang nahkoda kini satu per satu mendapatkan hilir dari kerja keras yang ia lakukan, pertumbuhan ekonomi Riau yang pada tahun 2015 hanya 0,22 persen, pada tahun 2017 naik menjadi 2,71 persen. Produk Domestik Regional Bruto Riau merupakan terbesar ke-5 se-Indonesia dan Terbesar pertama untuk luar jawa. Tingkat pengangguran terbuka Riau yang pada tahun 2015 sebesar 7,83 persen turun pada tahun 2017 menjadi 6,22 persen. Gini Rasio yang merupakan ukuran ketimpangan suatu daerah turun dari 0,38 pada tahun 2014 menjadi 0,325 pada tahun 2017.

Capaian yang ditorehkan Andi Rachman dalam memperbaiki kapal yang dinahkodainya dan memacu kapalnya untuk berlayar lebih cepat patut kita apresiasi sebagai penumpang yang merasakannya. Data-data yang dibeberkan dalam tulisan ini bukanlah janji-janji manis yang diucapkan orang lain, data-data ini tak dapat berbohong, data-data ini tak dapat berpolitik, data-data ini hanya dapat menyatakan apa yang sebenarnya terjadi. Lihatlah dengan hati yang bersih torehan Andi Rachman dalam memacu Lancang Kuning untuk berlayar ke laut dalam. (***/ron)

##politik

Index

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index