Siak Menuju Kota Pusaka Warisan Dunia

 Siak Menuju Kota Pusaka Warisan Dunia
SIAK- Kota Siak Sri Indrapura resmi diakui sebagai salah satu anggota Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI). Peristiwa penting bagi perjalanan kota Siak kedepan ini terlaksana saat digelarnya Seminar Internasional dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) V Tahun 2016, di Kota Banda Aceh, Selasa (10/5/2016).
 
Bergabungnya Siak dalam jaringan ini memberikan peluang strategis dan diharapkan dukungan khusus dari pemerintah Indonesia bagi Kota Siak untuk diakui oleh UNESCO sebagai salah satu kota warisan dunia.
 
Saat ini ada 58 Kabupaten/Kota (termasuk Siak) yang sudah tergabung sebagai anggota JKPI bersamaan dengan pelaksanaan Rakernad JKPI V Tahun 2016 di Banda Aceh. JKPI adalah jaringan antar kota di Indonesia yang pendiriannya bertujuan untuk menjaga pelestarian benda cagar budaya dan peninggalan sejarah di Indonesia.
 
Kegiatan ini langsung diikuti oleh Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi serta Bupati dan Walikota 58 Kab/Kota yang bergabung bersama JKPI. Rakernas JKPI ini diawali dengan seminar Internasional di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, sebelum kemudian dilanjutkan Rakernas di pendopo kediaman Walikota Banda Aceh.
 
Dihadiri utusan Kabupaten/Kota serta Bupati dan Walikota seluruh anggota JKPI, Perwakilan Organisasi Jaringan Kota Pusaka Dunia dari Turki & Jepang, Direktur Executive JKPI Asfarinal (nanang), serta Tim Ahli Kota Pusaka.
 
Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi mengungkapkan bergabungnya Siak bersama JKPI secara langsung tentunya akan meningkatkan upaya pelestarian cagar budaya dan peninggalan sejarah masa lalu.
 
Pemerintah akan menyiapkan aksi maksimal dalam merawat dan melestarikan cagar budaya serta peninggalan sejarah yang ada di kota Siak dan sekitarnya. Kepemilikan nilai-nilai sejarah seperti nilai pusaka alam dan nilai pusaka budaya tentunya harus didukung dengan penggalian nilai-nilai secara lebih mendalam dan memerlukan perhatian khusus.
 
Pengembangan kota pusaka bukanlah sebuah upaya membangkitkan romantisme masa lalu, namun hal ini adalah bagian dari membangun jati diri dan sekaligus menggali potensi ekonomi lokal untuk kesejahteraan masyarakat melalui perpaduan antara kota pusaka yang berjalan beriringan untuk peningkatan sektor pariwisata dalam konteks kekinian dan kehidupan masa depan.
 
"Dan yang terpenting adalah bagaimana pembangunan dan penataan kota tidak tergerus oleh nilai-nilai globalisasi dan modernisasi namun tetap memperhatikan nilai sejarah dan budaya yang terkandung dalam sebuah situs yang ada," ungkap Syamsuar.
 
Saat rakernas, Bupati menyampaikan deskripsi singkat tentang kabupaten Siak sekaligus deskripsi mengenai kerajaan Siak sehingga Siak akhirnya disertakan sebagai bagian dari JKPI.
 
"Seiring dengan kemerdekaan RI, maka Sultan Syarif Qasim II sebagai Sultan Siak menyerahkan kerajaannya beserta mahkota dan sejumlah uang kekayaan kesultanan kepada presiden Soekarno di Jogja pada waktu itu," terang Syamsuar.
 
Cagar budaya, peninggalan sejarah yang ada masih terpelihara dengan baik. Namun demikian karena keterbatasan-keterbatasan kami tentunya mengharapkan perhatian khusus pemerintah pusat..
 
"Dengan senang hati dan semoga seluruh pengurus dan keanggotaan dapat menerima kami sebagai sahabat. Semoga ini dapat memberikan masukan bagi kami pemerintah daerah terutama mengenai pemeliharaan cagar budaya di daerah kita masing-masing karena itu merupakan aset negara kita," lanjutnya.(rep05/mcr)
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index