Pembakar Hutan Riau Kebanyakan Perusahaan Asing

Pembakar Hutan Riau Kebanyakan Perusahaan Asing
ilustrasi/ist

JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup, Baltazar Kambuaya, menyatakan tim
investigasi sudah mengindikasikan delapan perusahaan yang diduga melakukan
pembakaran dan menyebabkan bencana asap di Riau.

Baltazar mengatakan ada delapan perusahaan asing. Perusahaan asing itu  diduga
lebih banyak melakukan pembakaran dibandingkan perusahaan asal
Indonesia. Tidak semuanya berasal dari perusahaan Singapura.

Sayangnya, ia belum mau membocorkan nama perusahaan yang dicurigai jadi biang
keladi. Baltazar baru akan mengumumkannya esok hari. "Perusahaan yang membakar
itu sudah tahu nama-namanya dan dari mana. Nanti besok," katanya dilansir ROL.

Data dihimpun siaksatu.com, kebakaran yang melanda sejumlah kawasan di daratan
Provinsi Riau dikabarkan sebagian berada di areal perkebunan dan hutan tanam
industri milik perusahaan modal asing asal Malaysia.

Dugaana itu mencuat seiring penerbitan data hasil pantauan satelit cuaca dan
pendeteksi panas bumi (NOAA) pada Selasa (18/6/13) yang berhasil merekam
keberadaan sebanyak 148 titik panas di Riau. Sebagian diantaranya berada di
areal perkebunan dan HTI milik perusahaan Malaysia.

Diantaranya yakni PT Langgam Inti Hibrida. Perusahaan tersebut merupakan
perusahaan milik pengusaha Malaysia, dimana pada Selasa (18/6/13), terdapat
beberapa titik kebakaran lahan di arealnya yang berlokasi di Desa Sering,
Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan.

Kemudian, demikian Dishut, NOAA juga mendeteksi beberapa titik kebakaran lahan
di kawasan perkebunan milik PT Bumi Reksa Nusa Sejati yang juga milik
pengusaha Malaysia. Menurut data tersebut, sejumlah titik panas itu berda di
dua lokasi areal perkebunan PT BUmi Reksa Nusa Sejati, yakni di sekitar Desa
Simpang Kateman, Kecamatan Pelagiran, dan satu lagi di sekitar Desa Bente,
Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir.

Titik panas menurut data tersebut juga berada di kawasan perkebunan milik
perusahaan Malaysia lainnya, seperti PT Tunggal Mitra Plantation, PT Udaya Loh
Dinawi, PT Abdi Plantation, PT Jati Jaya Perkasa, PT Multi Gambut Industry, PT
Bumi Reksa Nusa Sejati, dan PT Mustika Agro Lestari.

Kemudian kebakaran juga terjadi di kawasan hutan tanam industri milik PT Riau
Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang sebagian sahamnya juga dimiliki oleh pihak
asing.

Menurut informasi pejabat pemerintah setempat, kebakaran di sekitar area
industri milik perusahaan-perusahaan asing tersebut memang sering terjadi saat
kemarau. Tak pelak, perusahaan itu kemudian 'meng-ekspor' asap sisa kebakaran
lahan itu ke negera asalnya. (rep02)
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index