Miris, 29 Murid Belajar Beralaskan Tikar

Miris, 29 Murid Belajar Beralaskan Tikar
PEKANBARU - Dentingan suara lonceng masuk terdengar berbunyi. Para murid dari kelas II SDN 85 di  Kecamatan Rumbai Pesisir berlarian menuju kelasnya. Pada hari itu mereka akan belajar mata pelajaran Matematika. Di tengah kondisi kelas yang biasanya ada meja dan bangku yang nyaman untuk belajar, sekarang mereka harus duduk di atas sehelai tikar. 
 
Tentunya kondisi seperti ini bukan lagi hal biasa terjadi di dunia pendidikan. Apalagi lokasi sekolah itu tidak jauh  dari pusat Kota Pekanbaru. Hanya beberapa kilometer saja. Para murid ini sudah sewajarnya mendapatkan fasilitas belajar yang layak, sebagai mana yang didapatkan murid-murid lainnya. Kondisi belajar yang dianggap kurang layak ini sudah sejak satu bulan lalu mereka alami. 
 
Memang, tidak ada yang berubah selain ruang kelas beralaskan tikar. Di sisi lain, ada rasa haru, dicampur sekelumit kagum terhadap mereka, sebagai anak-anak bangsa yang tidak kehilangan semangat untuk belajar. Di sini, di sekolah ini, hanya kelas mereka yang tidak memiliki bangku dan meja. Selebihnya memiliki fasilitas yang lengkap. Ada bangku dan juga meja. 
 
Jumlah murid yang belajar dengan beralaskan tikar ini berjumlah 29 orang. Hal ini disebabkan fasilitas bangku dan meja sekolah sudah hancur dan tidak bisa digunakan lagi. Dari hasil kunjungan Riau Pos di lapangan, Rabu (13/5), hanya terdapat satu kelas saja yang tidak memiliki bangku dan meja.
 
Kepala SDN 85 Mira Diana menuturkan kondisi ini telah berlangsung semenjak satu bulan. Anak-anak terpaksa harus belajar beralaskan tikar lantaran bangku dan meja sudah banyak yang rusak.
 
“Sebenarnya di kelas 2, hanya setengah dari jumlah murid saja yang kursi dan mejanya rusak tidak bisa digunakan, akan tetapi ada kelas lain juga memiliki kondisi yang sama. Jadi kita dari pihak sekolah mengambil keputusan menggabung kursi dan meja yang masih baik ke satu kelas. Jadi kami korban. Satu kelas tidak punya kursi dan meja”, ungkapnya.
 
Ia juga menambahkan sudah mengupayakan meminta bantuan ke Dinas Pendidikan. Ia berharap bantuan akan segera terealisasi dengan cepat, ”Jika tidak kita terpaksa menunggu murid kelas 6 untuk selesai ujian, jadi kita bisa pindahkan murid kelas 2 untuk belajar menggunakan kelas dari murid kelas 6,’’ sebutnya.(rep04/rpc)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index