Bapak dan Ibu Jangan Sedih dan Menangis

Meninggalkan Surat, Mario Kabur dari Rumahnya

Meninggalkan Surat, Mario Kabur dari Rumahnya
PEKANBARU  - Mario Steven Ambarita (21) membuat berita lagi. Secara mengejutkan, pria 21 tahun yang baru saja menggegerkan dunia penerbangan ini dilaporkan kabur dari rumah orangtuanya. 
 
Dia yang sudah menjadi tersangka kasus penyusupan ke roda pesawat Garuda Indonesia GA177 rute Pekanbaru-Jakarta Jumat (17/4/2015) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB kabur di saat seluruh anggota keluarga tidur lelap.
 
Bukan itu saja, Mario meninggalkan selembar surat yang ditulisnya untuk bapak dan ibunya yang beralamat di Kota Baganbatu, Rokan Hilir. Seperti diketahui, Mario dibolehkan pulang oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kementerian Perhubungan, Selasa (14/4/2015) lalu, setelah membuat surat pernyataan yang ditandatangani orangtuanya, bahwa Mario akan mengikuti proses hukum. 
 
"Iya Pak. Pagi ibunya datang mengabari. Kami sudah buat laporan ke Polsek dan masih menunggu pencarian 1x24 jam, baru keluar suratnya. Kemarin dia meninggalkan rumah sekitar jam 01.00 WIB," kata Mangiring.
 
Dikatakan Mangiring, isi surat Mario itu intinya meminta supaya orangtuanya tidak bersedih dan tidak menangis. Sebab, Mario pergi dari rumah hanya untuk mencari kehidupan yang lebih baik. "Kami sudah serahkan kopian surat dan foto Mario ke polsek," ujar Mangiring.
 
Selain itu, kepergian Mario juga sudah diinformasikannya kepada penyidik PNS Kemenhub yang menangani kasus Mario di Pekanbaru. Ia berharap dalam waktu singkat Mario bisa ditemukan.
 
Saat ditanya mengenai keanehan-keanehan pada diri Mario setelah berkumpul dengan keluarga, Mangiring mengaku tidak tahu. Yang jelas, menurut dia, setelah kembali ke rumah, keluarganya sempat mengadakan selamatan. Hal itu dilakukan keluarga karena Mario selamat dalam peristiwa penyusupan ke rongga roda pesawat.
 
"Istilahnya buat selamatan atas peristiwa itu. Mario masih terlihat segar, sekalipun ada yang masih kami ragukan kesehatan dan jiwanya. Memang rencananya keluarga akan bawa dia berobat, namun sebelum itu terealisasi dianya kabur," jelasnya.
 
Mangiring sendiri juga sering berkunjung ke rumah Mario untuk melakukan pendampingan. Apalagi ketika baru balik ke rumah, kediaman orangtuanya didatangi banyak wartawan. Setelah beberapa hari di rumah, Mario juga mulai terlihat ceria. Karenanya dia kaget mendapat kabar Mario menghilang.
 
"Saya juga shock dengan kejadian tadi pagi (kemarin, red). Ibunya gedor-gedor rumah saya langsung menangis. Padahal di rumahnya ada juga anak-anak lajang yang turut mengawal. Karena saya pesankan jangan kasih ke luar rumah dulu karena masih dalam pengawasan, supaya tidak kecolongan," ujarnya.
 
Dia juga mendapat informasi dari keluarga Mario bahwa malam itu bahwa sebelum kabur, kliennya tidur bersama adiknya di dalam kamar. Baru sekitar jam 01.00 WIB diketahui Mario sudah tidak berada di kamar. "Menurut informasi ayah dan ibunya sekitar jam 01.00 lah. Semua mencari ke warnet, ke tempat kumpul anak muda, tapi tidak ditemukan. Makanya keluarga buat laporan ke polisi," tambahnya.(rep05/rpc)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index