Akibat Ulah Mario, Bandara Pekanbaru Terancam Disegel

Akibat Ulah  Mario, Bandara Pekanbaru Terancam Disegel
Jakarta - Kementerian Perhubungan mengancam tak akan memperpanjang sertifikat operator bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, yang kini dipegang PT Angkasa Pura II (Persero). Pembekuan itu dilakukan jika dalam audit khusus yang dilakukan pekan ini ternyata AP II belum memenuhi standar keamanan di Sultan Syarif Kasim II.
 
"Pada waktu diusulkan pembaruan sertifikat, ada rekomendasi keamanan belum terpenuhi," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Suprasetyo di kantornya, Jakarta, Rabu, 8 April 2015.
 
Menurut Suprasetyo, bila sertifikat operator itu dibekukan maka akan berdampak pada status bandara menjadi ilegal. Dengan begitu, tak ada lagi maskapai yang mau terbang ke bandara tersebut. "Maskapai juga perlu mengaudit standar bandara. Mereka harus protes kalau ada standar yang belum dipenuhi pengelola," kata Suprasetyo.
 
Salah satu standar keselamatan yang belum dipenuhi AP II di Sultan Syarif Kasim II, kata Suprasetyo, soal tinggi pagar keliling bandara. Pagar keliling minimal setinggi 2,4 meter dengan kawat berduri di atasnya dan siku pagar. "Pagarnya masih bisa dipanjat orang (Mario)."
 
Direktur Keamanan Penerbangan Kementerian Perhubungan Yurlis Hasibuan mengatakan audit khusus terhadap Sultan Syarif Kasim II akan dilakukan dalam pekan ini. Hasil audit akan keluar pertengahan pekan depan.
 
Audit itu mencakup akses kontrol bandara, perimeter keamanan, pemeriksaan barang dan orang, pengoperasian closed-circuit television (CCTV), dan sistem keamanan lainnya seperti operasional petugas keamanan. Audit akan mengacu ke Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 33 Tahun 2015 tentang Pengendalian Jalan Masuk (Access Control) Ke Daerah Keamanan Terbatas di Bandar Udara yang baru diterbitkan pada 12 Februari lalu.
 
"Bandara sebenarnya sudah mengikuti standar ICAO (International Civil Aviation Organization). Bandara internasional semuanya. Kami kuatkan dengan PM," klaim Yurlis.
 
Suparestyo mengklaim audit bandara sebenarnya rutin dilakukan tiap dua tahun sekali. Pada 2012, audit masih dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Lalu mulai 2014, audit didelegasikan kepada Kantor Otoritas Bandara setempat.
 
Gara-gara lolosnya Mario menyusup ke GA 177, kata Suprasetyo, Direktur Utama AP II Budi Karya Sumadi berjanji akan memutasi dua pegawai mereka yaitu General Manager Bandara Sultan Syarif Kasim II Slamet Samiadji dan Kepala Dinas Pengamanan Bandara SSK II Pekanbaru Muhamad Ihwan.
 
Budi mengklaim Bandara Sultan Syarif Kasim II sebenarnya relatif aman. Masih ada bandara lain yang lebih rawan karena tak ada batas antara area bandara dengan lahan warga seperti di Bandara Supadio, Pontianak. 
 
Budi mengaku terkejut dengan lolosnya Mario menyusup di rongga roda GA 177. "Apalagi (Sultan Syarif Kasim II) berdekatan dengan pangkalan TNI Angkatan Udara," katanya.
 
Mario menyusup di rongga roda pesawat Garuda 177. Tiba-tiba ia berada di pesawat ketika Garuda di runaway Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru siap terbang ke Jakarta. Tiba di Bandara Cengkareng, warga Rokan Hilir, Riau, itu keluar dari rongga roda dengan berjalan terhuyung, kuping berdarah, dan kekurangan oksigen.
 
Dalam diinterogasi dengan petugas Kantor Otoritas Bandara Wilayah I Soekarno-Hatta, Jakarta, Mario mengaku menyusup dengan cara melompati pagar Bandara Sultan Syarif Kasim II. Mario mengaku sudah merencanakan penyusupan itu sejak setahun lalu dengan mencari bahan bacaan di Internet dan memantau langsung keadaan bandara. Mario kini jadi tersangka.
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index