Mario Sang Penyusup di Roda Pesawat Garuda dari Bagan Batu

 Mario Sang Penyusup di Roda Pesawat Garuda dari Bagan Batu
Pekanbaru-Mario Steven Ambarita (21) seorang pemuda yang nekad menyusup masuk ke roda pesawat Garuda Indonesia rute Pekanbaru-Jakarta Selasa (7/4/2015) siang merupakan warga Jalan Kapuas Bagan Batu Rokan Hilir. 
 
Sebelum sampai ke Jakarta, Mario sempat meminta uang pada ibunya, Viar Sitanggang. Oleh ibunya karena tidak punya uang, hanya diberikan Rp200 ribu. Peristiwa ini sangat mengejutkan bagi Viar Sitanggang. Sebab, waktu dia memberikan uang tersebut, Mario hanya pamit hendak berangkat ke Pekanbaru.
 
Melalui sambungan telepon selular, Viar Sitanggang yang dikonfirmasi mengatakan, dia tidak mengetahui sama sekali kalau anaknya itu berbuat nekad menyusup ke pesawat Garuda yang hendak melakukan penerbangan ke Jakarta. Ia pertama kali dihubungi seseorang bernama Bambang yang mengaku sebagai teman Mario menjelang magrib. ''Si Bambang yang mengaku kenal melalui Faceebok,'' kata Viar Sitanggang yang mengaku sebagai ibunya.
   
Kemudian, sekitar pukul 20. 00 WIB, dia dihubungi petugas bandara yang menyampaikan tentang Mario saat ini berada di Jakarta menumpang pesawat dan sedang dirawat di rumah sakit. ''Setelah mendapatkan perawatan medis, Mario sudah bisa makan dan sekarang sedang tidur,'' sambungnya yang diaminkan suaminya, Manahan Ambarita.
 
Meski tidak bisa menjenguk anak sulungnya dari lima bersaudara, Viar mendoakan agar Mario bisa pulih kembali dan pulang ke rumah mereka di Jalan Kapuas, Bagan Batu, Kabupaten Rokan Hilir.
 
''Kami tidak punya uang untuk melihat Mario pak, darimana kami punya uang menyusul ke Jakarta. Kami hanya bisa mendoakannya saja,'' dengan suara tangis dari handphone-nya.
   
Viar secara singkat menjelaskan, kalau Selasa (31/3) lalu, pulang ke Bagan Batu dengan keadaan lesu, baju kotor dan muka pucat. Dia beberapa kali menanyakan kondisi anak sulungnya itu. Ketika ditanya, Mario ketika itu menjawab, kalau dia sudah berkeliling mencari kerja ke Medan, Siantar, tetapi tidak berhasil juga. ''Dia bilang kerja ku cuma buruh kasar Mamak,'' ujarnya lagi.
   
Mario Steven Ambarita, menamatkan jenjang pendidikan mulai SD, SMP hingga STM di Bagan Batu, Rohil. Sewaktu pulang ke rumah, Viar menyebutkan kalau Mario minta uang untuk ke Pekanbaru untuk mencari pekerjaan. Sementara, dia menumpang tempat adiknya di Pekanbaru yang sedang sekolah.(rep05)
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index