Kubu Agung Laksono Gagal Ambil Alih Ruang Ketua Fraksi

 Kubu Agung Laksono Gagal Ambil Alih Ruang Ketua Fraksi
Jakarta-Target Fraksi Partai Golkar kubu Agung Laksono untuk segera mengambil alih ruang pimpinan fraksi di gedung parlemen menemui kegagalan. Upaya persuasif kubu Agung yang dipimpin Ketua Fraksi Agus Gumiwang Kartasasmita itu berakhir buntu karena Ketua Fraksi kubu Aburizal Bakrie, Ade Komarudin, menolak menemui Agus yang sudah berada di depan pintu pimpinan fraksi.
    
Agus bersama sejumlah anggota fraksi pro-munas Jakarta tiba di lantai 12 Gedung Nusantara I DPR pukul 16.15 WIB. Dia didampingi Sekretaris Fraksi Partai Golkar Melchias Markus Mekeng, anggota fraksi Agun Gunanjar Sudarsa, Bowo Sidik Pangarso, Andi Rio Pajalangi, dan beberapa anggota lainnya.
    
Saat keluar dari lift, rombongan bergegas menuju ruang pimpinan fraksi, tempat Ade Komarudin dan Sekretaris Fraksi Bambang Soesatyo berada. Mereka tidak bisa langsung masuk karena ada sejumlah penjagaan dari para anggota pengamanan dalam (pamdal) DPR.
 
Didampingi pamdal, Agus berusaha menemui Ade. Namun, pintu elektronik menuju tempat Ade dan Bambang itu terkunci. Password dan sidik jari Agus yang notabene adalah salah satu anggota Fraksi Partai Golkar tidak bisa digunakan untuk membuka pintu tersebut. Hanya sekitar 10 menit, Agus bersama rombongan memilih putar balik, meninggalkan ruangan Ade Bambang. 
    
Kepada wartawan, Agus mengaku gagal menemui Ade dan Bambang hanya karena password pintu menuju ke sana sudah berubah. "Sudah di-reset ulang dan tidak ada satu pun dari luar ruangan yang tahu," kata Agus.
 
Menurut Agus, keinginan untuk bertemu Ade dan Bambang kemarin adalah upaya kedua. Wakil ketua umum Partai Golkar hasil munas Jakarta itu menilai, sebagai DPP yang sah berdasar pengakuan menteri hukum dan HAM, dirinya ingin segera bisa mengelola Fraksi Partai Golkar yang hingga saat ini dikuasai kubu Ical, sapaan akrab Aburizal. "Kami di dalam memang sebentar. Kenapa sebentar karena ada indikasi kuat tidak akan bisa bertemu Pak Ade yang katanya ada di dalam," ujarnya.
    
Menurut Agus, dirinya juga berusaha menemui Supardi, kepala sekretariat Fraksi Partai Golkar. Namun, ternyata Supardi sulit ditemui. Kepala pamdal yang mengawal rombongan juga mengaku tidak tahu nomor sandi untuk masuk ke ruangan itu. "Ini adalah upaya kekeluargaan, persuasif. Karena tidak bisa, langkah selanjutnya adalah proses hukum," ujarnya.
 
Upaya hukum, kata Agus, adalah melaporkan para pimpinan fraksi ke Bareskrim Polri. Menurut dia, saat ini telah terbukti terjadi perlawanan terhadap putusan hukum yang dikeluarkan pemerintah.
    
Langkah untuk segera mengambil alih Fraksi Partai Golkar itu sebelumnya diawali surat dari kubu Agung Laksono kepada pimpinan fraksi. Agung meminta pimpinan fraksi saat ini untuk bisa segera mengosongkan ruangan. Batas waktu yang diberikan dalam surat tersebut adalah 29 Maret mendatang.
    
Ditemui sebelum rombongan kubu Agung datang, Ade Komarudin menyatakan bahwa surat yang meminta dilakukan pengosongan ruangan pimpinan fraksi memang sudah diterima. "Saya sudah menerima suratnya, sudah kami kembalikan," katanya.
 
Dia menyatakan, hingga saat ini tidak pernah ada Fraksi Partai Golkar versi lain. Karena itu, tidak akan ada proses pembahasan apa pun kepada pihak yang mengaku Fraksi Partai Golkar yang lain. Dia meyakini bahwa kubu Agung memahami proses tersebut dan siap melaksanakan semua proses hukum yang berlangsung saat ini. "Teman-teman sabar saja ikuti proses sesuai aturan. Kami yang sah, kami harus bekerja. Kalau kami mengosongkan ruangan, kami malah salah," ujarnya. (rep05)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index