Stok Air Hujan Habis, Pulau Bengkalis Krisis Air Bersih

 Stok Air Hujan Habis, Pulau Bengkalis Krisis Air Bersih
Bengkalis-Sekitar satu bulan lebih Pulau Bengkalis dan sekitarnya tidak diguyur hujan. Kondisi ini mengakibatkan sejumlah masyarakat mulai kesulitan mendapatkan air bersih untuk mandi mencuci dan bahkan untuk kebutuhan memasak dan minum. Terutama sekali mereka yang tidak tersentuh PDAM dan memiliki sumur bor.
 
Seperti dialami warga Desa Teluk Papal, Kecamatan Bantan, Anuwar, Minggu (15/2). Sudah sepekan terakhir kampungnya mengalami kesulitan air bersih, lantaran selama ini untuk kebutuhan sehari hari hanya mengharapkan dari air hujan, sedangkan sudah genap sebulan belum ada guyuran hujan.
 
"Stok air hujan sudah habis. Sedangkan air gambut yang jadi altertif air bersih kini sudah berwarna hitam. Untuk mandi mungkin bisalah, tapi kalau untuk memasak tidak bisa," katanya.
 
Untuk untuk memenuhi kebutuhan air bersih untuk memasak, terpaksa membeli air galon seharga Rp7 ribu/galon. Sedangkan penghasilan mayoritas masyarakat dari berkebun karet, apalagi musim kemarau ini cairan getah juga mulai kering dan harga getahpun anjlok.
 
"Kalau dibandingkan dengan penghasilan getah yang tidak seberapa itu, untuk kebutuhan sehari-hari, kami sebagai masyarakat kampung sudah kalang kabut. Apalagi harus ada pengeluaran lagi membeli air galon, mau berapa galon setiap harinya untuk kebutuhan air besih di dapur dan berapa duit harus kami keluarkan, inilah salah satu masyarakat kampung bertambah susah untuk bertahan hidup, " keluh Anuar yang didampingi istrinya.
 
Hal senada juga dirasakan warga Desa Pematang Duku; Kecamatan Bengkalis, Ayu. Dejak 10 hari yang lalu, warga di tempatnya mengalami kesulitan air bersih. Sementara parit yang dialiri air gambut berwarna merah sebagai alternatif masyarakat bila sudah mengalami kekeringan, kini parit tersebut juga ikutan kering.
 
"Dulu sebelum dibeton, parit yang mengalir air gambut itu sebagai tempat alternatif ketika masyarakat disini kesulitan air bersih. Tapi setelah diangun turap dan lantai dasarnya juga dibeton, sudah tidak ada air lagi ketika musim kemarau, "ungkapnya.
 
Keluhan kedua orang yang berbeda wilayah kecamatan di Pulau Bengkalis ini, sebagai gambaran bahwa masyarakatnya mulai kesulitan air bersih dan masyarakat ini tidak akan mampu berbuat apa apa untuk mendapatkan air bersih, bila tidak ada bantuan.
 
"Kami benar benar mengharapkan uluran perhatian pemerintah untuk membantu menyediakan air bersih. Jangan sampai menunggu masyarakat terjangkiti wabah penyakit kulit seperti tahun 2013 lalu, barulah pemerintah memberi bantuan,"ungkap Nurdin, warga Papal lainnya. (rep05/ant)
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index