Terkait Pemindahan ISG, Kerugian Riau Harus Dihitung

Terkait Pemindahan ISG, Kerugian Riau Harus Dihitung
PEKANBARU — Pernyataan Menpora Roy Suryo tentang penyelenggaraan iven Islamic Solidarity Games (ISG) di satu tempat yaitu Jakarta, terus ditentang oleh Panitia Daerah (Panda) Inaisgoc Riau.
 
Jika tetap dipindahkan, harus ada hitung-hitungan terkait kerugian yang ditanggung Riau selama tiga tahun terakhir dalam mempersiapkan ISG.
 
Direktur Pendukung Pertandingan Panda Inaisgoc Ahmadsyah Harrofie mengatakan, seharusnya pemerintah pusat mengajak Riau berunding, sehingga hasilnya tidak ada yang merasa dirugikan.
 
 “Ada tata kramanya kalau harus memindahkan. Cobalah kami (Panda, red) diajak berunding. Ketika ditetapkan sebagai tuan rumah awal dulu ada proses, dan ketika diubah harus ada proses juga seharusnya, dengan mempertimbangkan berbagai hal pula tentu,” kata Ahmadsyah dikutip dari Riau Pos, Ahad (16/6).
 
Salah satunya, persiapan kurang dari tiga tahun belakangan di mana Riau sudah mengeluarkan anggaran yang tidak sedikit. Seperti halnya dalam menerima tamu perwakilan negara Arab dari International Solidarity Sport Federation (ISSF) yang hadir bergantian ke Pekanbaru, Riau.
 
“Juga panitia dari pusat, termasuk Kemenpora yang sudah meninjau. Jadi harusnya ada hitung-hitungan yang bisa didudukkan bersama sehingga Riau tidak merasa rugi dan ISG bisa tetap terlaksana di Indonesia,” lanjut Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Provinsi Riau itu.
 
Soal kerugian material ini diakui Kepala Biro Keuangan Setdaprov Riau Jonli hingga kini masih dihitung bersama Panda karena laporannya sendiri belum diterima. “Belum diketahui berapa pastinya,” singkatnya.
 
Lagi, Ahmadsyah menambahkan nilai moral yang sudah disandang Riau tentu sudah tidak terhitung lagi jika dikaitkan dengan kerugian. 
 
Karenanya, kebijakan pusat, melalui Kemenpora untuk mendudukkan bersama sehingga benar-benar menjadi keputusan seharusnya dapat dijalankan. Sehingga diakuinya ke depan tidak akan terjadi lagi perang media terkait pernyataan yang belum menjadi keputusan. (rep05)
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index