Pelalawan hanya Miliki 2 Puskesmas Ibu Hamil

Pelalawan hanya Miliki 2 Puskesmas Ibu Hamil

PELALAWAN-Sampai saat ini, Kabupaten Pelalawan baru memiliki 2 unit kelas ibu hamil di Puskesmas Pangkalan Kerinci dan Puskesmas Bandar Seikijang. Padahal, program kelas ibu hamil tak lain sevagau wujud pembangunan kesehatan yang harus diprioritaskan.

"Kelas ibu hamil di Indonesia tak terkecuali di daerah ini merupakan salah satu bagian dari program pembangunan kesehatan yang masih diprioritaskan. Sehingga dengan adanya kelas ibu hamil ini maka ada upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, terutama pada kelompok yang paling rentan kesehatannya yakni ibu hamil, bersalin dan bayi pada masa perinatal," terang Kepala Dinas Kesehatan Pelalawan, Drs Darwis Alkadam MSi, Minggu (16/6).

Darwis menerangkan, Puskesmas Pangkalan Kerinci dan Puskesmas Bandar Seikijang yang baru memiliki kelas ibu hamil harus diikuti oleh seluruh puskesmas yang ada. Karena, idealnya kelas ibu hamil harus berada di setiap desa, dengan begitu tingkat Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) bisa diminimalisir.

"Bukan hanya kelas ibu hamil saja, tapi penggunaan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak serta gizi, sehingga salah satu tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni penurunan AKI dan AKB dapat tercapai," tandasnya.

Ditanya soal sistematika kelas ibu hamil sendiri, Darwis menjelaskan bahwa kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil dalam bentuk tatap muka. Tujuannya yakni untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan para ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran.

"Kelas ibu hamil ini sama saja dengan kelompok belajar, namun ini adalah pesertanya para ibu hamil dengan usia kandungan antara 20-32 minggu. Masing-masing kelompok hanya terdiri dari 10 orang dengan 1 fasilitator saja," katanya.

Di dalam kelas ibu hamil ini, sambungnya, mereka akan belajar bersama dengan cara berdiskusi, tukar pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh dan sistematis. Pasalnya, dalam menjalankan perannya sebagai seorang ibu yang tengah hamil, secara otomatis seorang ibu hamil membutuhkan pengetahuan yang baik tentang kesehatan ibu dan anak.

"Tujuan khususnya sendiri dibuatnya kelas ibu hamil ini adalah adanya interaksi dan berbagi pengalaman antar peserta, kemudian meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang kehamilan, perubahan tubuh disertai keluhan-keluhannya. Lalu pengetahuan perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca salin, perawatan bayi baru lahir, dan masih banyak lagi," bebernya.

Dikatakannya, sampai saat ini Kesehatan Ibu dan Anak menjadi target dalam Tujuan Pembangunan Millenium Development Goal's (MDG’s), tepatnya pada tujuan 4 dan 5 yaitu menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Pasalnya, program ini menjadi sangat penting karena ibu dan anak merupakan unsur penting pembangunan.

"Karena itu, dalam upaya pencapaian MDG’s dan tujuan pembangunan kesehatan maka peningkatan pelayanan kesehatan ibu diprioritaskan yaitu dengan menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 dari 425 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1992," ujarnya seperti dilansir metroriau.

Ditambahkannya, apalagi dari data Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2009 disebutkan bahwa penyebab langsung kematian ibu sebesar 90 persen terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan. Karena itu, guna mempercepat pencapaian
program MDG’s, diperlukan upaya percepatan penurunan kematian ibu dan bayi melalui peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku ibu dan keluarga.

"Dengan peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku ini diharapkan kesadaran terhadap pentingnya kesehatan selama kehamilan menjadi meningkat," tutupnya. (rep05

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index