Sebaiknya Riau Terapkan Elpiji Tertutup

 Sebaiknya Riau Terapkan Elpiji Tertutup
Pekanbaru-PT Pertamina Marketing Operation Region I Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) menyarankan  pemerintah daerah, terutama Provinsi Riau, untuk segera menerapkan distribusi gas elpiji tiga kilogram tertutup demi mengatasi kesulitan masyarakat.
 
"Sebenarnya Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No.5/2009, kita harus gunakan kartu kendali untuk penyaluran elpiji. Kalau istilahnya tertutup," papar Humas PT Pertamina Marketing Operation Region I Sumbagut, Brasto Galih Nugroho melalui telepon seluler dari Pekanbaru, Selasa.
 
Ia mengatakan, kewenangan pemberlakuan distribusi elpiji subsidi tiga kilogram secara tertutup tersebut berada di tangan masing-masing pemerintah kabupaten/kota. Namun pemerintah setempat harus mempunyai mekanisme penyaluran, termasuk data pemakai elpiji.
 
Data terakhir PT Pertamina Perwakilan Pemasaran Riau Sumbar menyatakan, jumlah gas elpiji subsidi tiga kilogram yang disalurkan di Riau sebanyak tiga juta tabung per bulan atau sekitar 100 tabung per hari untuk 12 kabupaten/kota di provinsi tersebut.
 
"Kalau pun itu dilaksanakan, itu merupakan kewenangan pemerintah setempat. Mengenai mekanisme termasuk siapa saja yang berhak, hal tersebut ada datanya dari pemerintah daerah setempat," ucapnya.
 
Perwakilan dari Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Provinsi Riau, lanjutnya, telah datang ke Kantor PT Pertamina Marketing Operation Region I Sumbagut yang terpusat di Kota Medan, Sumatera Utara untuk mencari informasi mengenai pemberlakuan kartu kendali.
 
"Kalau di Sumut, kita telah melakukan rapat dengar pendapat bersama DPRD Sumut dan mereka telah mengusulkan ke biro perekonomian. Kita saat ini masih menunggu dari pemerintah daerah di Sumut untuk pemberlakuan distribusi elpiji tertutup," kata Brasto.
 
Harga elpiji subsidi tiga kilogram di Riau bervariasi dengan semua daerah memiliki kecenderungan baik di pangkalan maupun pedagang pengecer memberlakukan harga di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan intansi terkait kabupaten/kota.
 
Upik (39), pedagang pengecer gas elpiji subsidi tiga kilogram di Kota Pekanbaru mengaku pihaknya membeli barang yang disubsidi pemerintah tersebut seharga Rp22.000 per tabung dari tingkat pangkalan, sementara HET di daerah tersebut hanya Rp14.000 per tabung.
 
Fitri (31), warga Kota Pasir Pengaraian, Kabupaten Rokan Hulu, Riau mengaku membeli gas elpiji subsidi seharga Rp33.000 per tabung setelah pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi pada 17 November 2014.
 
"Kami minta pemerintah daerah segera memanggil pihak pangkalan yang menjual gas elpiji dengan seenaknya," katanya. (rep05)
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index