Ratusan Santri Ini Minum Kopi Bareng untuk Syukuran Pelantikan Jokowi

 Ratusan Santri Ini Minum Kopi Bareng untuk Syukuran Pelantikan Jokowi
Aneka bentuk syukur dan perayaan yang dilakukan rakyat dalam menyambut pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). 
 
Di Kabupaten Malang, Jawa Timur, ratusan santri dan warga menggelar minum kopi bersama secara lesehan dan dibarengi dengan doa bersama untuk Presiden Jokowi. Acara yang digelar Malang Seduluran Institute tersebut dipusatkan di halaman Rumah Makan Nayamul, yang berlokasi di sebelah timur Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Senin (20/10/2014) pukul 20.00 WIB. 
 
Sebelum minum kopi bersama-sama ini, santri dan warga menggelar doa bersama untuk Jokowi-JK. Mereka berharap, Jokowi-JK mampu menjadi sosok pemimpin terbaik untuk Indonesia dan memiliki kepedulian pada rakyat jelata. Acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu "Indonesia Raya"sebagai bentuk rasa nasionalisme, lalu ditutup dengan minum kopi bersama. 
 
Ketua Malang Seduluran Institute KH Thoriq Bin Ziyad menjelaskan, panitia menyediakan kopi sebanyak 1.002 cangkir. 
 
"Itu dibagikan secara gratis untuk santri dan masyarakat," kata pria yang akrab disapa Gus Thoriq ini. 
 
Mengapa perayaan dilakukan dengan minum kopi? Gus Thoriq mengatakan, minum kopi merupakan tradisi masyarakat bawah. 
 
"Minum kopi bersama adalah simbol kerakyatan, yang selama ini diidentikkan dengan sosok Jokowi," ujarnya.
 
Menurut dia, di kampung-kampung saat ini bertebaran warung kopi, dan hampir semuanya ramai pembeli. Mereka minum kopi untuk melepas kepenatan atau sekadar ingin santai sambil jagongan.
 
"Tak tertutup kemungkinan, dalam jagongan di warung-warung kopi itu, para tim sukses mendatangi warga untuk mendulang suaranya," katanya. 
 
Gus Thoriq berharap, Presiden Jokowi mampu mewakili rakyat kecil dalam mengemban amanah dan memimpin bangsa ini sehingga berdaulat dalam segala bidang. 
 
Tagih janji 1 Muharram
 
Dalam kesempatan itu, Gus Thoriq menagih janji Jokowi saat kampanye untuk menetapkan 1 Muharram sebagai Hari Santri Nasional. Sebab, kata dia, keberhasilan dan terpilihnya Jokowi menjadi presiden, salah satunya tak lepas dari kontroversi Hari Santri.
 
"Sejak adanya ide Hari Santri pada tahun 2009 lalu, satu-satunya calon presiden yang berani menandatangani adanya Hari Santri hanyalah Jokowi," katanya. 
 
Gus Thoriq mengatakan, saat melakukan safari kampanye ke Pondok Pesantren Babussalam, Desa Banjarejo, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Jokowi pernah mengatakan akan menjadikan 1 Muharram sebagai Hari Santri Nasional, selain sebagai Tahun Baru Islam. 
 
"Di hadapan ratusan santri, Jokowi bersedia menandatanganinya. Tanggal 1 Muharram 1436 H merupakan Tahun Baru Islam, sekaligus diharapkan sebagai Hari Santri Nasional. Pada sistem penanggalan Masehi, hari itu adalah tepat tanggal 25 Oktober 2014. Lima hari pasca-Jokowi dilantik," ujarnya. (rep05)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index