Selama Jadi Bos Pertamina, Inilah Prestasi Karen

Selama Jadi Bos Pertamina, Inilah Prestasi Karen
Jakarta - Galaila Karen Agustiawan adalah perempuan pertama yang menjabat sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero). Dikutip dari laman resmi Pertamina, jabatan direktur utama perusahaan migas pelat merah ini selalu dikuasai oleh kaum pria. 
 
Pada 1996, pimpinan tertinggi Pertamina dipegang oleh Soegijanto. Dua tahun kemudian, Martiono Hadianto terpilih sebagai direktur utama dilanjutkan oleh Baihaki Hakim (2000), Ariffin Nawawi (2002), Widya Purnama (2004), dan Ari Hernanto Soemarno (2006).
 
Meski begitu, catatan karier Karen selama enam tahun berada pada pucuk pimpinan Pertamina tak kalah cemerlang. Tahun lalu, dia didapuk sebagai salah satu dari 50 tokoh wanita berpengaruh versi majalah Fortune. 
 
Fortune menilai Karen berhasil mengelola Pertamina dengan membukukan pendapatan sebesar US$ 70 miliar dengan laba bersih US$ 2,7 miliar pada 2012. Laba bersih itu naik 15 persen dari tahun sebelumnya dan menjadi tertinggi dalam sejarah perusahaan. 
 
Sepanjang 2013, Pertamina berhasil membukukan total pendapatan sebesar US$ 71,1 miliar, meningkat dibandingkan dengan 2012. Laba bersih pada 2013 meningkat 11 persen menjadi US$ 3,07 miliar. 
 
Dalam lima tahun terakhir, kinerja Pertamina cukup cemerlang. Laba bersih perusahaan meningkat hampir 97 persen dibandingkan laba tahun 2009 yang tercatat sebesar US$ 1,55 miliar. Produksi migas Pertamina pada 2013 juga naik menjadi 465.220 barel minyak per hari, naik dibandingkan 2012 sebesar 461.630 barel minyak per hari. Pada sektor gas, produksi Pertamina meningkat 147 persen pada 2013 menjadi 33,8 ribu BBTU dari tahun sebelumnya sebesar 23,1 ribu BBTU. 
 
Karen juga dinilai berhasil membawa Pertamina menduduki peringkat 122 Fortune Global 500. Pada 2013, Pertamina tetap bertahan sebagai salah satu perusahaan berkinerja cemerlang versi Fortune.
 
Karen membawa Pertamina melakukan langkah terobosan, seperti mengubah visi menjadi World Class National Energy Company dan membentuk direktorat gas. Karen juga dinilai lebih agresif meningkatkan kinerja perusahaan melalui rencana pembangunan dan peningkatan kapasitas kilang, pemasaran ekspor pelumas ke 24 negara, dan menjaga pertumbuhan produksi minyak rata-rata 6,6 persen per tahun dalam lima tahun terakhir. 
 
Wanita kelahiran Bandung, 56 tahun lalu, itu merupakan lulusan jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknik Industri Institut Teknologi Bandung. Lulus pada tahun 1983, Karen memulai kariernya sebagai profesional di Landmark Concurrent Solusi Indonesia sebagai business development manager hingga tahun 2002. Kemudian ia melanjutkan pekerjaannya di Halliburton Indonesia sebagai commercial manager for consulting and project management. 
 
Baru pada 2006, Karen berkarier di Pertamina. Saat itu ia adalah staf ahli direktur utama untuk bisnis hulu. Kemudian, sejak 5 Maret 2008, ia ditunjuk sebagai direktur hulu. Hingga akhirnya pada 2009, para pemegang saham mempercayakan posisi Direktur Utama Pertamina kepadanya. (rep01/tco)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index