Kampanye Prabowo Saat Tarawih, Khatib Ini Diprotes

Kampanye Prabowo Saat Tarawih, Khatib Ini Diprotes
Kediri - Ibadah salat tarawih di Masjid Al-Ikhlas, Kediri, geger gara-gara sang penceramah menyisipkan kampanye Prabowo dalam khotbahnya, Ahad malam, 6 Juli 2014. Kontan jemaah riuh memprotes perilaku ustad tersebut.
 
Tak ada yang ganjil saat Ibrahim, imam masjid sekaligus khatib yang ditunjuk takmir Masjid Al-Ikhlas di Perumahan Persada Sayang, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, memimpin salat isya, yang disusul dengan tarawih. Lebih dari 100 anggota jemaah dengan khidmat mengikuti sang imam hingga jeda penyampaian khotbah.
 
Ibrahim membuka khotbah singkatnya dengan imbauan agar menjaga perilaku selama Ramadan. Materi itu pun berkembang pada adab bertutur dan bersikap santun dalam menghadapi pemilihan presiden, khususnya masyarakat yang terlibat kegiatan tim sukses.
 
Jemaah yang semula tekun mendengarkan mulai gelisah dan kasak-kusuk ketika Ibrahim menyinggung pernyataan Trimedya Panjaitan, pengurus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, bahwa peraturan daerah syariah akan dicabut jika Joko Widodo memimpin. "Itu pernyataan ngawur," kata Ibrahim, Ahad, 6 Juli 2014. (Baca juga: Kampanye Ilegal, Pro Prabowo Pukul Pengawas Pemilu)
 
Selanjutnya, dia juga mengecam penetapan 1 Muharam sebagai hari santri, yang dicanangkan pasangan Jokowi-JK. Menurut Ibrahim, penetapan 1 Muharam menjadi hari santri sangat mengecilkan makna tahun baru Islam. Karena itu, dia meminta tim sukses Jokowi belajar dulu tentang agama sebelum menentukan sesuatu.
 
Kegusaran jemaah memuncak ketika sesi khotbah yang hampir seluruhnya mengecam Jokowi ini berujung sanjungan terhadap calon presiden lainnya, Prabowo Subianto. Menurut Ibrahim, serangan ihwal pelanggaran hak asasi manusia yang ditujukan kepada Prabowo selama ini salah alamat. "Itu kan tanggung jawab komandannya Prabowo yang memerintah, bukan dia," katanya.
 
Kontan satu per satu jemaah menceletuk dan meneriaki Ibrahim yang dianggap keluar jalur. Mereka meminta materi khotbah tidak ditarik-tarik ke ranah politik dan khatib tetap menjaga netralitas. Beberapa anggota jemaah pria bahkan dengan lantang menuding sang khatib sebagai tim sukses calon presiden tertentu. "Sebenarnya sampean mau ndukung siapa?" teriak seorang anggota jemaah di barisan kelima.
 
Celetukan itu pun disahut anggota jemaah lain yang meminta khotbah dihentikan dan dilanjutkan dengan salat witir. Dan, entah karena kurang konsentrasi akibat teriakan jemaah atau apa, Ibrahim pun mengakhiri witir pada rakaat kedua dari tiga rakaat yang ditetapkan.
 
Subani, salah satu anggota jemaah yang juga takmir masjid, menyesalkan materi ceramah yang disampaikan sang khatib. Dia tidak menduga forum masjid pun akan dikotori dengan kampanye politik seperti itu. "Beliau (Ibrahim) adalah tokoh Golkar, namun janganlah urusan pilpres dibawa-bawa," katanya. (rep01/tpc)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index