Tahanan Muslim India Dilarang Nikmati Menu Ramadhan

Tahanan Muslim India Dilarang Nikmati Menu Ramadhan
NEW DELHI - Muslim India yang ditahan untuk tuduhan kasus terorisme di Mumbai tidak memperoleh haknya mendapatkan sahur dan sajian berbuka yang dibawakan keluarga selama Ramadhan. Larangan ini merupakan keputusan pengadilan Mumbai, Rabu (2/7).
 
"Setiap tahun mereka memiliki hak memperoleh kurma dan buah-buahan yang dibawakan keluarga. Kami mengharapkan tahun ini, tapi ditolak," ucap Gulzar Azmi, Sekjen Jamiat Umena-e-Hind seperti dilansir onislam.net.
 
Putusan yang dikeluarkan Juni lalu ini menolak permintaan 19 tahanan Muslim untuk mendapatkan makanan buatan keluarganya selama Ramadhan. Hakim Pengadilan Mumbai, LR Pansare menilai penjara telah menawarkan makanan yang sama.
 
Menolak diskriminasi tersebut, Jamiat memutuskan banding ke pengadilan tinggi. "Kami melihat tidak ada aturan yang melarang pemberian makanan oleh pihak keluarga. Kami pun meminta Komisi Minoritas India untuk memberikan bantuannya soal masalah ini," ucap dia.
 
Para anggota keluarga tahanan mengaku prihatin dengan putusan pengadilan. "Kami tidak tahu apakah mereka terlibat aksi terorisme. Yang pasti, mereka juga memiliki kewajiban terhadap agama," kata salah seorang kerabat yang enggan disebutkan namanya.
 
Orangtua terdakwa lainnya berharap, Ramadhan tahun ini akan memberikan perubahan kepada anaknya. "Kami berharap ini Ramadhan terakhir di penjara. Kami memiliki keyakinan penuh terhadap Allah dan sistem peradilan India," ucapnya. (rep01/rpc)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index